Perkembangan kafe di kota Rangkasbitung banyak diminati masyarakat khususnya kalangan remaja. Kegiatan remaja mengunjungi kafe bukan hanya makan dan minum. Selain itu, di berbagai pihak banyak yang menganggap kegiatan nongkrong di kafe memberikan dampak yang negatif. Dari permasalahan tersebut maka dirumuskan penelitian ini yang bertujuan untuk menjelaskan kegiatan, makna, dan pengaruh kegiatan nongkrong terhadap gaya hidup remaja pengunjung kafe di kota Rangkasbitung. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan pendekatan fenomenologi. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi partisipan, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik validitas dalam penelitian menggunakan triangulasi teknik. Hasil dari penelitian ini yaitu kegiatan nongkrong di kafe memiliki makna sebagai wadah untuk berinteraksi dan sosialisasi, sarana hiburan dan refleksi diri, bentuk eksistensi diri, mempererat kekeluargaan, dan mengisi waktu luang. Kegiatan nongkrong di kafe dapat mempengaruhi gaya hidup remaja melalui media sosial, hobi, fashion, dan komunitas. Penggunaan teori Simulasi dan Hiperrealitas oleh Jean Baudrillard dilakukan karena berkaitan dengan realitas buatan yang dibangun melalui media masa. Sehingga media mampu mengkonstruk pikiran remaja terhadap suatu produk.