×
Latar Belakang: Sepak bola membutuhkan strategi permainan yang baik, kondisi fisik yang prima, dan energi dan tingkat fokus yang tinggi. Maka dari itu, pengukuran VO2Max dan indeks kebugaran penting untuk mengukur daya tahan para pemain sehingga mereka mampu bergerak dinamis untuk mempertahankan penampilan dalam setiap momen yang ada tanpa adanya hambatan dan kelelahan yang berarti. Salah satu faktor yang mempengaruhi VO2Max dan indeks kebugaran pemain sepak bola adalah Indeks Massa Tubuh (IMT) sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan IMT dengan VO2Max dan indeks kebugaran pada pemain sepak bola.
Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah observational analitik cross-sectional dengan populasi sebanyak 51 pemain usia 10-19 tahun, lalu dipilih sampel menggunakan purposive sampling dan jumlah sampel dihitung dengan rumus Slovin dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat kesalahan 5% sehingga diperoleh 45 sampel. Pengukuran IMT menggunakan berat badan melalui timbangan dan tinggi badan melalui microtoise. Pengukuran VO2Max menggunakan Cooper Test 12-Minute Run. Pengukuran indeks kebugaran menggunakan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI). Uji korelasi menggunakan Uji Spearman’s rho yang dilalui oleh Uji Normalitas Shapiro-Wilk dan Uji Linearitas ANOVA Table.
Hasil: Diperoleh koefisien korelasi ?=-0.041 dan signifikansi Sig. (2-tailed) p=0.787 untuk hubungan antara IMT dengan VO2Max serta diperoleh koefisien korelasi ?=0.104 dan signifikansi Sig. (2-tailed) p=0.495 untuk hubungan antara IMT dengan indeks kebugaran.
Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara IMT dengan VO2Max dan tidak terdapat hubungan antara IMT dengan indeks kebugaran.