Pekerjaan petani merupakan pekerjaan utama pada masyarakat pedesaan. Pekerjaan tersebut didominasi oleh orangtua termasuk di Kecamatan Sumberlawang. Sebagian besar penduduk di Kecamatan Sumberlawang bermata pencaharian sebagai petani yaitu sebesar 14.122 orang (BPS, 2020). Jumlah tersebut paling besar dibandingkan dengan mata pencaharian lain, namun jumlah mata pencaharian dan luas lahan pertanian yang besar tersebut tidak diiringi dengan minat pemuda desa untuk bekerja di sektor pertanian yang cenderung bekerja di perkotaan setelah lulus sekolah. Kurangnya minat tersebut diakibatkan kurangnya ketertarikan terhadap profesi sebagai petani. Jumlah pemuda di Kecamatan Sumberlawang berusia 15-29 tahun sebanyak 18,89?ri total populasi keseluruhan, hal ini tergolong besar dan dapat menguntungkan pada keberlanjutan pertanian jika pemuda tidak bermigrasi ke kota.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor pembentuk persepsi pemuda terhadap pekerjaan petani dan menganalisis persepsi pemuda serta hubungan antara faktor pembentuk persepsi dengan persepsi pemuda terhadap pekerjaan petani. Populasi dalam penelitian ini meliputi pemuda di Kecamatan Sumberlawang yang berusia 15-29 tahun. Sampel diambil sejumlah 98 responden menggunakan teknik Proportional Random Sampling. Analisis data menggunakan lebar interval, analisis Rank Spearman dengan program IBM SPSS Statistics 25.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pemuda terhadap pekerjaan petani yaitu: pendidikan formal, pendidikan non formal, pengalaman pribadi, akses informasi, kosmopolitan, dan sosial budaya. Persepsi pemuda baik terhadap pendapatan, sedangkan persepsi netral terhadap jaminan hari tua, persepsi kurang baik yaitu terhadap status kebanggaan menjadi petani, pengembangan karir, persepsi tidak baik yaitu terhadap lokasi usahatani. Faktor-faktor yang memiliki hubungan yang signifikan dengan pemuda terhadap pekerjaan petani yaitu akses informasi. Faktor yang berhubungan signifikan dengan persepsi pemuda terhadap pekerjaan petani yaitu: pendidikan formal dan pengalaman pribadi, sedangkan yang tidak berhubungan signifikan yaitu pendidikan non formal, kosmopolitan, dan sosial budaya.