Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana makna phubbing bagi para phubber dan korban phubbing ketika bersosialisasi di lingkungan mahasiswa Universitas Sebelas Maret. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data yang dikumpulan dalam penelitian ini melalui observasi dan wawancara mendalam terhadap 12 informan. Kriteria informan dalam penelitian ini adalah (1) mahasiswa aktif di Universitas Sebelas Maret, (2) mahasiswa yang menggunakan telepon pintar dan telah mengalami phubber mapun korban phubbing selama 1 tahun atau lebih, (3) memiliki waktu yang cukup dan sanggup untuk memberikan informasi dalam proses penelitian. Data yang diperoleh dari hasil wawancara kemudian dideskripsikan dan dianalisis untuk melihat hubungan antara wawancara satu dengan yang lain untuk menghasilkan gambaran umum. Kemudian dari hasil tersebut dianalisis menggunakan menggunakan Teknik analisis taksonomi. 

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, perilaku phubbing dianggap sebagai fenomena yang wajar baik bagi phubber maupun korban phubbing. meskipun demikian, adanya perilaku phubbing sering menyinggung perasaan lawn bicara. Hal tersebut dikarenakan lawan bicara merasa tidak dihargai ketika phubber fokus dengan telepon pintar dan cenderung mengabaikan komunikasi secara langsung dengan lawan bicara yang menjadi korban phubbing.