DERA ANTIKA KUMALASARI. E0019101.2023. KEDUDUKAN HUKUM YAYASAN SEBAGAI WALI ATAS ANAK-ANAK PANTI ASUHAN (STUDI PADA WISMA ASUHAN YATIM NURUL HUDA DI SUKOHARJO). Penulisan Hukum (Skripsi). Fakultas Hukum. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulisan hukum (skripsi) ini bertujuan untuk mengetahui kedudukan hukum Yayasan dan tanggung jawab Yayasan sebagai wali atas anak-anak di Wisma Asuhan Yatim Nurul Huda sesuai dengan-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan, Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dan Permensos Nomor 30/HUK/2011 tentang Standar Nasional Pengasuhan Anak Untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak di Indonesia dan permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan perwalian anak tersebut serta solusi untuk mengatasinya.
Penulisan hukum ini merupakan jenis penulisan hukum empiris, yang bersifat deksriptif dan pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis data berupa data primer dimana data utama berasal dari hasil wawancara serta data sekunder yang diperoleh dari bahan kepustakaan yang berkaitan dengan masalah atau materi penelitian.
Hasil dari penulisan ini adalah kedudukan hukum Yayasan Wisma Asuhan Yatim Nurul Huda boleh menjadi wali bagi anak-anak asuhnya yang bergantung pada penetapan Pengadilan. Akan tetapi, Yayasan Wisma Asuhan Yatim Nurul Huda hanyalah lembaga yang menjalankan fungsinya sebagai lembaga sosial namun tidak berkedudukan sebagai wali karena tidak ada dasar penetapan pengadilan yang menunjuk Yayasan tersebut sebagai wali. Tanggung jawab Yayasan Panti Asuhan sebagai lembaga sosial yaitu bertanggung jawab pada aspek sosial yakni mengadakan pelayanan pengasuhan, kesehatan dan pendidikan bagi anak-anak asuhnya.
Pelaksanaan Perwalian oleh Yayasan Wisma Asuhan Yatim Nurul Huda mengalami berbagai permasalahan baik dari internal maupun eksternal. Permasalahan internal yakni permasalahan mengenai diri anak asuh dan permasalahan eksternal yakni permasalahan pendanaan serta terbatasnya tenaga pengurus dan pengasuh. Solusi dari penulis diantaranya: komunikasi yang intensif antara pengasuh dan anak asuh agar tercipta kesatuan rasa, mencari lebih banyak donator dan kembali aktif melakukan usaha serta adanya kerjasama antar pengasuh dan pengurus dalam melaksanakan tugas.