Pupuk sebagai salah satu input usaha tani yang berperan dalam pemenuhan unsur hara tanaman memiliki peran penting bagi peningkatan produksi dan produktivitas komoditas pertanian. Banyaknya petani gurem yang ada di Indonesia menjadikan para petani bergantung pada program bantuan pemerintah berupa pupuk bersubsidi. Masih ditemukan berbagai permasalahan yang muncul di sepanjang rantai penyaluran pupuk bersubsidi. Pada tahun 2021 terjadi penurunan produksi dan produktivitas beberapa komoditas yang ada di Kecamatan Pagedongan. Penurunan produksi diantaranya bagi komoditas padi sebesar 8,87%, jagung sebesar 9,00%, dan ubi kayu sebesar 55,18?ri tahun sebelumnya (2020). Kenaikan harga pupuk non subsidi yang terjadi sejak 2021 hingga kini dikhawatirkan akan semakin menurunkan produksi dan produktivitas pertanian. Diperlukan kegiatan distribusi yang baik bagi pupuk bersubsidi serta efisien bagi pupuk non subsidi dalam usaha memenuhi kebutuhan pupuk petani.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses distribusi penyaluran pupuk bersubsidi maupun pupuk non subsidi, khususnya bagi pupuk produksi PT. Petrokimia Gresik dan PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang di Kecamatan Pagedongan Kabupaten Banjarnegara. Distribusi yang efisien akan memberikan manfaat yang adil tidak hanya bagi petani tetapi juga bagi pedagang perantara yang terlibat disepanjang saluran. Penelitian ini menggunakan metode dasar deskriptif. Penentuan sampel lembaga pemasaran dengan teknik non-probability sampling menggunakan metode sensus sebanyak 6 lembaga. Responden petani diambil menggunakan teknik proportional random sampling berdasarkan proporsi jumlah petani pada tiap gapoktan yang ada di setiap desa di Kecamatan Pagedongan sebanyak 40 responden petani konsumen pupuk bersubsidi dan non subsidi. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder dengan pengumpulan menggunakan wawancara, observasi, dan pencatatan. Metode analisis data dengan deskriptif, dan cost margin anlaysis (analisis biaya margin).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga saluran dalam proses distribusi pupuk berubsidi dan nonsubsidi. Satu saluran merupakan saluran dalam distribusi pupuk bersubsidi dengan lembaga yang terlibat adalah distributor dan Kios Pupuk Lengkap (KPL). Dua lainnya merupakan saluran distribusi pupuk non subsidi dengan lembaga yang terlibat adalah distributor, kios pengecer KPL dan kios pengecer non KPL. Keseluruhan lembaga yang terlibat melakukan fungsi pemasaran berupa fungsi pertukaran, fisik, dan fasilitasi sebagai penujunang fungsi pertukaran dan fisik. Distribusi pupuk bersubsidi yang dilakukan di Kecamatan Pagedongan sudah sesuai dengan aturan Peraturan Menteri Pertanian No. 41 Tahun 2021 (melalui lembaga resmi KPL dengan harga sesuai HET). Kegiatan distribusi pupuk non subsidi yang ada sudah dikategorikan efisien. Hal ini ditunjukkan dengan perhitungan persentase efisiensi pemasaran yang memenuhi kriteria kurang dari 5?gi keseluruhan jenis pupuk non subsidi (Urea, ZA, SP 26, NPK Phonska Plus, NPK 16-16-16 Nitrat dan NPK 15-15-15). Saluran paling efisien bagi pemasaran pupuk non subsidi adalah saluran II dengan margin rendah dan persentase efisiensi pemasaran yang lebih kecil dari saluran I. Market share margin tertinggi dalam saluran I diperoleh pupuk NPK 16-16-16 Nitrat yaitu sebesar 36,50%. (Rp7.300,00/kg), dan terendah diperoleh pupuk ZA sebesar 13,33% (Rp1.000,00/kg). Pelaksanaan distribusi khususnya bagi pupuk bersubsidi dapat ditingkatkan dengan sosialisai penggunaan kartu tani dalam penebusan pupuk.