×
Kebijakan makroprudensial harus menghadapi trade off antara risiko sistemik dan pertumbuhan ekonomi, karena siklus keuangan dan siklus ekonomi berlaku proskilikal. Perbankan akan meningkatkan penyaluran kredit pada masa ekspasi ekonomi dan menurunkan penyaluran kredit pada masa kontraksi ekonomi. Kebijakan makroprudensial ditujukan sebagai countercyclical dari permasalahan tersebut dan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. Kebijakan makroprudensial saling berintegrasi dengan kebijakan moneter untuk mencapai stabilitas makroekonomi. Untuk melihat trade off antara kredit dan pertumbuhan ekonomi digunakan rasio kredit terhadap Gross Domestic Product GDP dari tahun 2012Q2-2021Q4. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh indeks kebijakan makroprudensial melalui LTV, GWM-LFR, dan Capital Buffer; BI Rate, dan Non-Performing Loan (NPL) terhadap rasio kredit/GDP. Data series tersebut diuji menggunakan metode Vector Error Correction Model (VECM). Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel LTV, GWM-LFR, dan Capital Buffer memiliki hubungan negatif signifikan dalam jangka panjang namun tidak signifikan dalam jangka pendek terhadap rasio kredit/GDP. Hasil tersebut menunjukkan efektivitas kebijakan makroprudensial dalam meng-counter prosiklikalitas kredit terhadap perekonomian. Variabel BI rate yang merupakan proksi dari kebijakan moneter dan NPL juga memiliki hubungan negatif signifikan dalam jangka panjang yang menunjukkan perannya dalam berintegrasi dengan makroprudensial untuk mencapai stabilitas ekonomi. Saran yang dapat diberikan adalah pemerintah perlu memperhatikan setiap shock pada kebijakan makroprudensial mengingat dampaknya terhadap perekonomian, khususnya pada kebijakan kebjakan Countercyclical Capital Buffer (CCB) yang dikhususkan untuk meredam prosiklikalitas kredit. Untuk peneliti selanjutnya, dapat menambahkan variabel indeks kebijakan makroprudensial lain, suku bunga kredit, dan harga rumah.