×
Puasa pra anestesi konvensional dapat menurunkan cadangan karbohidrat di tubuh dan mengubah metabolisme seperti respon endokrin berupa glukagon yang meningkat dan insulin yang berkurang serta mengakibatkan resistensi insulin. Resistensi insulin dapat menyebabkan terlambatnya respon metabolik paska operasi sehingga menghambat pemulihan pasien dan menambah lama rawat inap. Pemberian maltodextrin oral pra operasi tanpa pemberian glukosa intraoperatif diketahui mampu menekan katabolisme selama 2 jam setelah dimulainya operasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian maltodextrin pra anestesi terhadap derajat kecemasan dan lama rawat inap pasien brakhiterapi. Penelitian ini menggunakan desain penelitian uji klinis acak tersamar ganda (double-blind randomized controlled trial). Penelitian akan dilaksanakan di Instalasi Radioterapi RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada bulan Mei 2022 – Juni 2022. Populasi terjangkau adalah pasien-pasien dengan carcinoma cervix yang akan dilakukan tindakan brakiterapi menggunakan prosedur spinal anestesi pada Instalasi Radioterapi RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan bersedia mengikuti penelitian. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 22 pasien. Analisis data dilakukan dengan memakai SPSS version 22 for Windows. Penelitian ini menghasilkan pembahasan sebagai berikut: bahwa pemberian maltodextrin pra anestesi berpengaruh signifikan terhadap penurunan skor kecemasan (skor VAS dan APAIS) dibandingkan dengan kontrol placebo. Pemberian maltodextrin berpengaruh signifikan pada lama rawat inap terutama pada pasien-pasien yang menjalani pembedahan abdomen karena fungsi pencernaan yang pulih lebih cepat. Sedangkan untuk tindakan pembedahan lain tidak didapatkan pengaruh yang signifikan sama halnya seperti penelitian pada pasien brakhiterapi ini. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemberian maltodextrin terbukti menurunkan kecemasan pada pasien yang menjalani brakhiterapi, namun tidak bermakna signifikan terhadap lama rawat inap.