Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hasil remediasi terhadap miskonsepsi siswa kelas VII SMP pada materi usaha dan energi, melalui penerapan model SSCS (Search, Solve, Create, and Share). Model SSCS merupakan model pembelajaran yang mendorong siswa untuk menemukan, mencari solusi, membuat suatu produk berdasarkan solusi tersebut, dan membagikan produk/rancangan produk tersebut ke rekan sebaya untuk didiskusikan bersama guru.
Desain penelitian ini menggunakan metode quasi-experiment dengan data berupa hasil pengukuran miskonsepsi siswa yang diukur sebelum dan sesudah penerapan model SSCS dengan desain one group pretest-postest design. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII SMPN 2 Surakarta (N=32; terdiri dari 17 siswa dan 15 siswi), yang dipilih secara random dari 8 rombel kelas VII. Data yang dikumpulkan adalah miskonsepsi siswa terkait konsep usaha dan energi, yang diukur sebelum dan sesudah perlakuan dengan model SSCS. Pembelajaran pada siswa dilakukan dengan total empat pertemuan dengan satu kali pertemuan untuk mengerjakan soal tes diagnostic, dua kali pertemuan untuk pembelajaran dengan model SSCS dilanjutkan dengan Postest setelah masing-masing pertemuan.
Hasil penelitian menunjukan terdapat penurunan presentase siswa yang mengalami miskonsepsi dilihat dari perbedaan rata-rata antara hasil tes diagnostik dengan nilai hasil Postest yang mencapai 16,221. Pada tes hasil diagnostik ditemukan indikasi miskonsepsi pada siswa seperti kecenderungan siswa menyatakan bahwa energi dapat diciptakan namun tidak dapat dimusnahkan, atau ketika suatu subjek memberikan gaya pada suatu benda yang tidak menghasilkan pergerakan, maka subjek tersebut dikatakan telah melakukan usaha. Terdapat penurunan yang bervariasi untuk setiap topik pada indikator yang dikelompokkan menjadi empat kategori miskonsepsi yaitu Memahami, Miskonsepsi Tipe I, Miskonsepsi Tipe II, dan Tidak Memahami. Penurunan miskonsepsi terbesar terdapat pada topik Makanan sebagai Sumber Energi, dimana pemahaman siswa meningkat dari tingkat pemahaman 65,12% menjadi 100% pada posttest II, tetapi juga ditemukan penurunan persentase siswa yang menjawab benar. untuk topik respirasi dari 39,14% menjadi 33,33%.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan model SSCS secara signifikan dapat menurunkan miskonsepsi siswa. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai jenis-jenis kesalahan yang ada pada siswa, sehingga dapat disusun instrumen yang tidak hanya dapat memetakan profil miskonsepsi siswa dari jenis materi pembelajaran, tetapi juga dari jenis kesalahannya.

Kata Kunci : SSCS, Miskonsepsi, Usaha, Energi, SMP