Proses berpikir kreatif merupakan tahapan-tahapan untuk menemukan solusi
bervariasi  yang bersifat baru terhadap permasalahan matematika  yang bersifat terbuka secara mudah dan fleksibel, namun dapat diterima kebenarannya. Penelitian ini bertujuan, 1) mendeskripsikan proses berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal open-ended dengan self-efficacy tinggi, 2) mendeskripsikan proses berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal open-ended dengan self- efficacy sedang, dan 3) mendeskripsikan proses berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan  soal  open  ended  dengan  self-efficacy  rendah.  Proses  berpikir kreatif yang digunakan berdasarkan langkah-langkah Wallas, yaitu persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Instrumen yang digunakan adalah angket self efficacy, soal open-ended dengan indikator berpikir kreatif, dan pedoman wawancara. Pemilihan subjek pada penelitian ini dilakukan dengan teknik snowball sampling. Subjek pada penelitian ini adalah 10 siswa kelas VII SMP Negeri 3 Surakarta, yang terdiri dari 3 siswa dengan self efficacy tinggi, 4 siswa dengan self efficacy sedang, dan 3 siswa dengan self efficacy rendah. Validitas data yang digunakan adalah triangulasi metode. Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan.
Hasil penelitian disimpulkan bahwa: 1) siswa self efficacy tinggi pada tahap persiapan, mulai menyelesaikan soal open-ended dengan membaca petunjuk dan soal beberapa kali, memahami informasi dan menuliskan informasi. Tahap inkubasi, siswa cenderung diam sejenak dengan memperhatikan informasi dan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membuat dugaan strategi. Pada tahap iluminasi, siswa menyelesaikan soal open-ended sesuai dengan strategi, mengaitkan hal yang diketahui dan menyelesaikan dengan perhitungan. Pada indikator   kefasihan   membuat   beberapa   jenis   bangun   datar   dan   indikator keluwesan,   siswa   membagi   sketsa   menjadi   beberapa   bangun   datar   dan menghitung luas total bangun datar. Tahap verifikasi, siswa memeriksa kembali jawaban dan merasa yakin dengan penyelesaian yang telah dilakukan, 2) siswa self efficacy sedang pada tahap persiapan,  memulai menyelesaikan soal open- ended   dengan   membaca   petunjuk   dan   soal   berulang-ulang   namun   tidak menuliskan informasi yang terdapat pada soal. Pada tahap inkubasi, siswa diam cukup lama saat memikirkan dugaan strategi dan menyampaikan permasalahan dengan   membaca   soal   sehingga   membutuhkan   waktu   cukup   lama   dalam mengingat materi yang telah diajarkan guru. Tahap iluminasi, siswa menerapkan konsep dan melaksanakan strategi dengan runtut. Siswa lebih senang memilih cara yang lebih mudah karena merasa memiliki peluang cepat dalam menyelesaikan soal open-ended. Pada indikator kefasihan dan kebaruan, siswa dengan  self  efficacy  sedang  sama-sama  membuat  bangun  belah  ketupat  dan persegi. Tahap verifikasi, siswa memeriksa jawaban dengan membaca soal dan menguji kebenaran jawaban dengan cara melihat informasi pada soal, 3) siswa self efficacy rendah pada tahap persiapan,  memulai  dengan membaca soal dengan cepat dan tidak menuliskan informasi pada soal. Pada tahap inkubasi, lebih sering diam dan terlihat tidak yakin dengan strategi yang akan digunakan. Tahap iluminasi, siswa cenderung memilih strategi yang mudah dan singkat. Pada indikator kefasihan maupun kebaruan memiliki persamaan membuat jajargenjang untuk menyelesaikan soal open-ended. Tahap verifikasi, siswa tidak memeriksa jawaban maupun menguji kebenaran jawaban.

Kata Kunci: Proses berpikir kreatif, self efficacy, soal open-ended.