Program magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang berlaku di Indonesia mempunyai beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Salah satunya adalah mahasiswa akan memperoleh tanggung jawab serta tuntutan pekerjaan tersendiri diluar perkuliahan. Tentutanya tuntutan yang tidak disertai kecerdasan dalam menghadapinya bisa menimbulkan burnout syndrome pada mahasiswa magang. Burnout yang terjadi adalah bentuk respon dari adanya stres yang berlebihan, namun tidak semua dari mahasiswa magang mengalami burnout. Mahasiswa yang mengamati kesulitan serta mengolahnya dengan kecerdasan dapat melalui masalah yang ditemui dengan tenang bahkan menganggap masalah atau kendala sebagai tempat untuk berkembang. Kemampuan ini dapat dilihat melalui tingkat adversity quotient yang dimiliki individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara adversity quotient dengan burnout syndrome pada mahasiswa magang Merdeka Belajar- Kampus Merdeka (MBKM) Universitas Sebelas Maret. Metode pada penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan subjek penelitian mahasiswa magang MBKM periode 3 Universitas Sebelas Maret. Teknik pengambilan yang digunakan adalah random sampling dan diperoleh 138 mahasiswa. Instrumen yang digunakan adalah skala adversity quotient (r = 0,876) dan skala burnout syndrome (r = 0,865). Berdasarkan hasil analisis data dengan metode korelasi pearson product-moment, nilai koefisien korelasi (r) yang didapatkan adalah -0,769 dengan taraf signifikansi (p < 0>