<!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 false false false EN-ID X-NONE X-NONE </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:8.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:107%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri",sans-serif; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-fareast-language:EN-US;} </style> <![endif]-->

Kaca PBT dengan komposisi (80-x)PbO-20B2O3-xTeO2 dengan nilai x = 0, 2, 4, 6, 8, 10 %mol telah berhasil difabrikasi dengan metode melt quenching. Hasil fabrikasi kaca PBT dikarakterisasi untuk menentukan struktur, sifat optik, dan sifat perisai radiasi gamma. Pola XRD menunjukkan struktur kaca amorf. Densitas dan indeks bias meningkat sedangkan volume molar dan energi gap menurun seiring penambahan konsentrasi TeO2. Pola FTIR dan Raman menunjukkan adanya vibrasi stretching/bending dari jaringan borat dan tellurite di sekitar bilangan gelombang 500-1500 cm-1 dan 200-800 cm-1. Parameter untuk menentukan karakteristik bahan perisai radiasi ditentukan menggunakan detektor GM, perangakat lunak Phy-X/PSD, dan WinXCom. Berdasarkan pengujian menggunakan detektor GM menghasilkan daya serap (DS) meningkat yang mengakibatkan koefisien atenuasi linier (?) meningkat dan Half Value Layer (HVL), Mean Free Path (MFP), serta Tenth Value Layer (TVL) turun seiring penambahan konsentrasi TeO2. Nilai EBF dihitung menggunakan metode Geometric Progression (G-P) Fitting untuk energi foton dari 0,015-15 MeV, dan untuk ketebalan 0,01-0,12 cm. Nilai Exposure Buildup Factor (EBF) meningkat seiring meningkatnya energi foton yang dipancarkan di wilayah energi menengah.