Pandemi Covid-19 yang terjadi di hampir berbagai belahan dunia berdampak pada seluruh aspek kehidupan masyarakat. Kebijakan pemerintah dalam membatasi pergerakan masyarakat berdampak pada penurunan penggunaan transportasi udara. Beberapa maskapai membatalkan jadwal penerbangan karena jumlah penumpang yang sedikit. Aktivitas bandara yang semula padat menjadi lengang memiliki dampak pada perubahan beban yang diterima oleh perkerasan runway bandara. Pengulangan beban yang diterima oleh runway menentukan berapa umur layan suatu bandara. Permasalahan dalam penelitian ini adalah dampak pandemi Covid-19 dan perubahan jenis pesawat pada volume lalu lintas pesawat terhadap umur layan runway.

Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan umur layanan perkerasan runway pada kondisi pandemi Covid-19 dan perubahan jenis pesawat (ATR 72 & 42) menjadi Boeing 737-800. Metode FAA dengan bantuan software FAARFIELD digunakan dalam perhitungan data pada penelitian ini. Metode FAARFIELD menghitung umur layan perkerasan runway berdasarkan nilai Cummulatif Damage Factor setiap jenis pesawat. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data sekunder diantaranya data jenis pesawat, annual departure pesawat, perkerasan eksisting, dan data CBR tanah.

Berdasarkan nilai Cummulatif Damage Factor sebagai indikator dalam penentuan umur runway dapat ditentukan umur layan runway pandemi Covid-19 dan perubahan jenis pesawat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur layan runway pada kondisi pandemi Covid-19 adalah 10,5 tahun dengan nilai CDF sebesar 0,43. Pandemi Covid-19 memperpanjang umur layan runway sebesar 0,6 tahun dari umur layan pada kondisi normal. Umur layan runway pada kondisi perubahan jenis pesawat adalah 6,9 tahun dengan nilai CDF sebesar 0,69. Perubahan pesawat memperpendek umur layan runway sebesar 3 tahun dari umur layan pada kondisi normal. Umur layan perkerasan runway dapat dipengaruhi oleh frekuensi dan beban yang diberikan pada runway.