Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan imagery antara sajian audio dan sajian audio visual terhadap kreativitas koreografi pada instruktur senam aerobik, perbedaan pengaruh antara kecerdasan kinestetik tinggi dan rendah terhadap kreativitas koreografi pada instruktur senam aerobik, serta pengaruh antara latihan imagery dan kecerdasan kinestetik terhadap kreativitas koreografi pada instruktur senam aerobik.

 Metode penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian eksperimen menggunakan pendekatan kuantitatif. Respondent yang digunakan adalah instruktur senam aerobik berlisensi usia 20-50 di Solo Raya. Langkah-langkah penyusunan instrumen tes mengacu pada pengukuran Kecerdasan Kinestetik teori Joy Paul Guilford yaitu Tes TTCT-Verbal (Torrance Test of Creative Thinking-Verbal). Teknik pengumpulan data menggunakan pretest dan posttest. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan software statistika SPSS.

Penelitian menghasilkan skor tes kreativitas koreografi yang dilaksanakan sebelum diberikan perlakuan dan sesudah diberikan perlakuan. Hasil rata-rata tes kreativitas koreografi kelompok instruktur yang memiliki kecerdasan kinestetik rendah dengan latihan imagery sajian audio adalah 58,2, kelompok instruktur yang memiliki kecerdasan kinestetik tinggi dengan latihan imagery sajian audio adalah 61,3,  kelompok instruktur yang memiliki kecerdasan kinestetik rendah dengan latihan imagery sajian audio visual adalah 55,9, dan koreografi kelompok instruktur yang memiliki kecerdasan kinestetik tinggi dengan latihan imagery sajian audio visual adalah 63,4.

Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa perbandingan rata-rata peningkatan hasil tes kreativitas koreografi yang dihasilkan oleh kelompok perlakuan latihan imagery sajian audio visual lebih baik daripada kelompok perlakuan latihan imagery sajian audio dengan selisih 4,7. Sedangkan perbandingan rata-rata peningkatan hasil tes kreativitas koreografi yang dihasilkan oleh kelompok yang memiliki kecerdasan kinestetik rendah lebih baik daripada kelompok yang memiliki kecerdasan kinestetik tinggi dengan selisih 1,3.