Perjanjian dagang antara EU (European Union) dan Mercosur (El Mercado Común del Sur) merupakan perjanjian yang proses negosiasinya memakan waktu hingga 20 tahun lebih. Perjanjian ini mengatur mengenai penghapusan tarif terhadap produk Mercosur ke EU sebesar 92% dan 91% terhadap produk EU ke Mercosur. Pada 28 Juli 2020, perjanjian ini telah menyelesaikan proses negosiasinya. Tahap selanjutnya adalah ratifikasi oleh setiap pihak diantaranya yaitu anggota EU dan anggota Mercosur. Prancis menjadi salah satu negara yang menolak untuk meratifikasi perjanjian dagang tersebut. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengkaji faktor penyebab Prancis menolak ratifikasi perjanjian dagang antara EU dan Mercosur menggunakan teori environmental security  yang menyoroti climate security dari Simon Dalby dan neo-merkantilisme yang menyoroti proteksionisme dari Dominick Salvatore. Metode yang penulis gunakan yaitu kualitatif eksplanatif untuk menjelaskan sebab akibat dari suatu peristiwa. Hasil yang ditemukan adalah penolakan Prancis didasari oleh faktor perlindungan lingkungan khususnya akan ancaman climate security sehubungan dengan peristiwa kebakaran dan deforestasi Amazon di Brazil. Disamping itu, temuan lain mengenai faktor perlindungan akan petani, peternak dan pasar Prancis menjadi motif lain pemerintah Prancis untuk menolak meratifikasi perjanjian tersebut dari ancaman serangan produk-produk Mercosur yang lebih murah dan standar kualitasnya jauh dibawah standar EU.

Kata kunci: Prancis, Perjanjian dagang EU-Mercosur, Kebakaran Amazon, Proteksionisme