Penggunaan media sosial untuk melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat telah menjadi suatu hal yang lumrah dilakukan oleh lembaga pemerintahan, tak terkecuali Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI. Pengelolaan akun media sosial (medsos) Kemenkeu RI dibentuklah dalam tim kecil yang berada di struktur Biro yang menangani kehumasan ditingkat eselon IV. Dalam pengelolaannya terdapat beberapa masalah yang muncul dalam perencanaan strategi komunikasi digital antara tim medsos dengan pemangku kepentingan yang ada di Kementerian Keuangan RI. Penulis berasumsi bahwa adanya masalah yang muncul tersebut dalam komunikasi kelompok yang terjadi didalam tim medsos terindikasi oleh Groupthink.

Penelitian ini menggunakan tim medsos yang aktif pada tahun 2016-2017 sebagai informan. Dengan metode studi kasus menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi, tesis ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimanakah Groupthink terjadi didalam tim medsos Kemenkeu RI dan bagaimanakah tim memeberikan respon terhadap Groupthink tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan memang tim medsos Kemnekeu RI terindikasi oleh Groupthink. Tim medsos juga memiliki kondisi awal pemicu Groupthink, seperti adanya kekompakan, kesalahan struktur dan situsasi provokatif. Selain itu terdapat juga gejala-gejala Groupthink yang muncul, seperti ilusi kekebalan dalam pengharapan yang tinggi dalam kelompok, adanya out-group stereotype pada tim medsos sehingga mereka tidak menghiraukan suara-suara yang muncul dari luar kelompok serta adanya rasa self-cencorship yang menyebabkan mereka dapat menekan ego mereka demi menemukan kesepakatan bersama. Meskipun tim Medsos mengalami Groupthik yang menimbulkan beberapa hal adanya potensi kegagalan dalam mengimplementasikan keputusannya, namun ada beberapa hal mereka dapat meminimalkan efek negatif dari Groupthink.

Kata Kunci : Groupthink, Media Sosial, Pemerintahan, Kementerian, Birokrasi