Penelitian ini mengembangkan model persediaan pada supply chain yang terdiri dari satu pemanufaktur dan dua pengecer yang saling berkompetisi. Pengecer akan memesan produk ke pemanufaktur untuk memenuhi permintaan yang bersifat stokastik serta bergantung pada harga jual produk di pengecer tersebut dan pengecer lainnya. Pemanufaktur menerapkan green technology pada kegiatan operasional yang terjadi. Dengan penerapan green technology tentunya dapat meminimalisir jumlah emisi yang dihasilkan yang kemudian dapat berdampak pada pengurangan jumlah pajak emisi yang harus dibayarkan. Besaran pajak emisi per kgCO2 ditetapkan oleh pemerintah. Namun disisi lain, pemanufaktur perlu untuk mengeluarkan biaya investasi untuk dapat menerapkan green technology. Fungsi tujuan dari model ini adalah untuk memaksimalkan total keuntungan gabungan dalam supply chain, dengan variabel keputusan yang terdiri atas harga jual produk di masing-masing pengecer, periode review, safety factor, jumlah pengiriman per batch produksi, dan biaya investasi. Algoritma pencarian solusi diusulkan untuk menentukan variabel keputusan optimal dari model. Selanjutnya dilakukan perhitungan terhadap beberapa perubahan parameter, yaitu skenario terjadinya perubahan terhadap konstanta sensitivitas harga jual produk, fraksi maksimum pengurangan emisi, parameter green investment, tingkat produksi, dan pajak emisi karbon. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa perubahan parameter tersebut mempengaruhi variabel keputusan dan fungsi tujuan sistem.