Penelitian ini mengembangkan sebuah model closed-loop dual channel supply chain yang melibatkan dua pihak, yaitu pemanufaktur dan pengecer. Pemanufaktur akan melakukan produksi reguler, daur ulang produk, dan menjual produk ke konsumen secara online. Sedangkan pengecer akan membeli produk dari pemanufaktur kemudian dijual ke konsumen secara offline. Pengembalian produk dalam model ini merupakan kebijakan return produk di mana konsumen dapat mengirimkan kembali produk yang cacat atau rusak ke pemanufaktur dan akan menerima biaya refund sebagai pengembalian dana. Produk yang dikembalikan akan diolah kembali melalui dua tahapan, yaitu repair dan refurbish. Pengembangan model ini menerapkan implementasi pajak karbon dan investasi green technology level untuk membatasi emisi karbon yang dihasilkan selama proses produksi. Fungsi tujuan dari model ini adalah untuk memaksimalkan total keuntungan gabungan dalam sistem rantai pasok dengan variabel keputusan berupa green technology level, biaya refund, dan harga jual produk. Dalam model ini digunakan algoritma untuk menemukan solusi optimal dari tiga skenario model, yaitu centralized, decentralized, dan manufature-lead, serta satu kontrak kerja sama yaitu green technology revenue-investment sharing contract (GRIS). Terdapat contoh numerik untuk menggambarkan hasil dari model yang dikembangkan serta analisis sensitivitas untuk melihat pengaruh beberapa parameter terhadap fungsi tujuan dan variabel keputusan sistem.