Latar Belakang: Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang menjadi prioritas kesehatan masyarakat, karena merupakan pembunuh penyakit menular terkemuka sebelum Covid-19 yang menyebabkan lebih dari 1,4 juta kematian pada tahun 2019. Ketidakpatuhan pasien TBC untuk menjalani pengobatan secara teratur dapat menjadi hambatan dalam mencapai angka kesembuhan dan keberhasilan pengobatan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh aplikasi Health Belief Model terhadap kepatuhan pengobatan Direct Observed Treatment Short-Course pada Tuberculosis di Kabupaten Karanganyar.

Subjek dan Metode: Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian cross-ectional. Populasi dalam penelitian ini adalah Pasien Tuberculosis yang menjalani pengobatan Direct Observed Treatment Short-Course di Kabupaten Karanganyar. Pengambilan sampel dalam penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling, sehingga diperoleh sebanyak 200 Pasien Tuberculosis yang menjalani pengobatan Direct Observed Treatment Short-Course di Kabupaten Karanganyar. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian ini adalah kuesioner. Analisis regresi logistik digunakan dalam penelitian ini karena untuk memastikan kemampuan dari variabel independen dalam memprediksi variabel dependen, yaitu aplikasi health belief model dalam memprediksi terjadinya kepatuhan pengobatan Direct Observed Treatment Short-Course pada Tuberculosis di Kabupaten Karanganyar.

Hasil: Terdapat hubungan positif antara persepsi ancaman dan kepatuhan pengobatan DOTS TB dan hubungan tersebut secara statistik siknifikan. Setiap peningkatan 1 unit persepsi ancaman akan di ikuti dengan peningkatan skor kepatuhan pengobatan DOTS TB sebesar 0.20 yang lebih tinggi (b = 0.20; CI 95% = 0.06–0.35; p =  0.007). Terdapat hubungan positif antara persepsi manfaat dan kepatuhan pengobatan DOTS TB dan hubungan tersebut secara statistik siknifikan. Setiap peningkatan 1 unit persepsi manfaat akan di ikuti dengan peningkatan skor kepatuhan pengobatan DOTS TB sebesar 0.31 yang lebih tinggi (b = 0.31; CI 95% = 0.14 –  n   0.49; p = 0.001).            Terdapat hubungan negatip antara persepsi hambatan dan kepatuhan pengobatan DOTS TB dan hubungan tersebut secara statistik siknifikan. Setiap peningkatan 1 unit Persepsi Hambatan akan di ikuti dengan Penurunan skor kepatuhan pengobatan DOTS TB sebesar - 0.21 yang lebih rendah (b = - 0.21; CI 95% = - 0.31 – (- 0.11); p  < 0 xss=removed xss=removed>

Kesimpulan: Terdapat hubungan positif antara persepsi ancaman, persepsi manfaat, persepsi hambatan dan efikasi dengan kepatuhan pengobatan DOTS TB

Kata Kunci: health belief model, tuberkulosis, DOTS.

Korespondensi:

Pusporini. Magister Kesehatan Masyarakat, Sekolah Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret. Jl ir sutami no 36A Jebres Surakarta. Email: purporini@gmail.com. Handphone: +6281548345166.