Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan kemampuan sosial anak autis yang berada di SD Al Firdaus Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Metode penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif dengan dua narasumber primer yaitu Guru Wali Kelas 6 C SD Al Firdaus dan Guru Pembimbing Khusus (GPK) Kelas 6 SD Al Firdaus serta dua narasumber sekunder berupa teman sekelas anak autis di kelas 6 SD Al Firdaus. Pengumpulan data pada penelitian menggunakan wawancara dan dokumentasi, di mana peneliti mewawancarai narasumber dan mencari bukti berupa foto. Uji keabsahan pada penelitian ini dengan teknik triangulasi. Sedangkan untuk analisis data menggunakan model Miles dan Hubberman. Penelitian memiliki fokus analisis sosial pada kemampuan sosial anak autis yang terdiri dari aspek komunikasi, bahasa tubuh, dan interaksi sosial. Hasil yang didapatkan dari penelitian adalah sebagai beikut. Pertama, dalam aspek komunikasi, anak masih perlu pengulangan untuk mengerti komunikasi yang sedang terjadi. Untuk membangun komunikasi yang baik di lingkungan yang baru, anak membutuhkan waktu sekitar 2 pekan hingga berbulan-bulan lamanya. Kedua, dari aspek bahasa tubuh, anak belum mampu melakukan kontak mata dengan lawan bicara, serta belum bias fokus ketika diajak untuk berkomunikasi, anak bisa melakukan kontak mata hanya dalam waktu 1—2 detik. Ketiga, dari aspek interaksi sosial, anak tidak bias bergaul secara luwes dengan orang-orang yang baru saja dikenalnya, ia hanya dapat berinteraksi dengan baik dengan anak-anak yang sudah dikenal sebelumnya karena pernah tinggal di kelas yang sama selama beberapa tahun. Kesimpulannya adalah kemampuan sosial anak autis dalam bersosialisasi tidak begitu baik. Upaya untuk meningkatkan kemampuan sosial anak adalah adanya peningkatan kerja sama dan terjalinnya komunikasi yang baik antara keluarga anak autis dengan pihak sekolah.