Komitmen pemerintah mencapai net zero emission (NZE) melalui konversi gas ke kompor induksi untuk 8,2 juta rumah tangga pada tahun 2025 perlu didukung agar dapat mengurangi ketergantungan impor LPG dan menghemat APBN dalam mengurangi beban subsidi atas harga impor LPG yang terus naik. Kompor induksi memiliki keunggulan yaitu paling sedikit emisi yang dihasilkan dan sebagai inovasi penggunaan teknologi baru maka perlu didukung standardisasi sehingga dapat meningkatkan kualitas produk dan berdaya saing pada dalam atau luar negeri. Standar acuan yang dilakukan studi awalan yaitu SNI IEC 60335-2-6, SNI IEC 60335-2-9, dan SNI IEC 60335-2-36 yang akan diimplementasi oleh stakeholder penerap standar di Indonesia dan perlu dilakukan pengukuran tingkat kesiapan agar penerapan standar atas inovasi teknologi kompor induksi tidak jatuh kedalam lembah kematian (valley of death). Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan statistika deskriptif dan metode teknometrik melalui pengembangan model 7 (tujuh) komponen teknologi yaitu technoware, humanware, infoware, orgaware, cysnetware, manageware, dan partnerware (THIOCMP) yang mengidentifikasi indikator sesuai dengan syarat penerapan standar dalam bentuk kuesioner. Penelitian ini menghasilkan tingkat kesiapan stakeholder di Indonesia dalam implementasi standar kompor induksi tergolong sangat siap namun masih perlu dilakukan perbaikan pada komponen orgaware yang dapat diupayakan oleh stakeholder, terutama oleh pemerintah.