Latar Belakang: Proses inflamasi pada otitis media bersifat kompleks dan melibatkan banyak faktor penting seperti makrofag, virus, bakteri dan sitokin. Kombinasi antibiotik topikal dan sistemik merupakan terapi terbaik dalam tatalaksana OMSK. Namun, penggunaan yang tidak hati-hati karena pemakaian yang tidak teratur dan dosis obat yang kurang tepat akan memberikan derajat resistensi sehingga hasil yang diharapkan tidak sesuai. Propolis Gunung Lawu telah terbukti memiliki aktivitas aktioksidan dan anti inflamasi, selain itu propolis juga diketahui memiliki aktivitas antibiotik. Tujuan dari penelitian untuk uji klinis pemberian formula tetes telinga Propolis Gunung Lawu terhadap kadar IL-1, IL-8 dan gambaran klinis pada Otitis Media Supuratif Kronik tanpa kolesteatoma.

Metode: Penelitian eksperimental Randomized Controlled Trial dengan pre and post test control group design. Sebanyak 40 sampel dibagi menjadi 4 kelompok, seluruh kelompok mendapat Ciprofloksasin oral 500 mg/ 12 jam dan masing-masing kelompok menggunakan tetes telinga Propolis 1% (K1), 2% (K2), 4% (K3) and Ofloksasin (K+). Pemeriksaan normalitas data dengan uji Shapiro-Wilk dan Wilcoxon, analisis perbedaan kadar pretest dan post test dengan Paired T-test ANOVA dan uji Post Hoc, serta untuk menilai gambaran klinis menggunakan uji Chi Square.

Hasil: Terdapat perbedaan signifikan hasil penurunan kadar IL-1 dengan selisih delta post-pre dari sebesar 67.10±34.36 (K1), 196.92±69.50 (K2), 79.21±24.58 (K3) dan 166.82±59.57 (K+) dengan p<0 p=0.028 p=0,031(p>

Kesimpulan: Pemberian formula tetes telinga Propolis Gunung Lawu 1%, 2%, 4?pat menurunkan kadar IL-1 dan IL-8 serta memperbaiki gambaran klinis.