Pada tahun 2023, sebanyak 55,27?ri total emisi gas rumah kaca disebabkan aktivitas pengolahan limbah berasal dari landfill, yaitu TPA Putri Cempo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui collaborative governance dalam pengurangan sampah di Kota Surakarta dengan teori Ansell and Gash (2008). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengurangan sampah di Kota Surakarta dilakukan oleh semua sektor, mulai dari Dinas Lingkungan Hidup, Bank, Sampah Induk Kerja Nyata, bank sampah unit, Super Indo dan ADUPI (pelaku usaha), serta masyarakat. Kolaborasi pengurangan sampah di Kota Surakarta tidak dilakukan melalui program khusus, tetapi berupa kolaborasi yang dilakukan antar stakeholder. Proses dapat terlihat dari adanya dialog tatap muka, meski tidak dilakukan secara bersama, tetapi sesuai dengan kolaborasi yang dilakukan masing-masing stakeholder. Dalam hal ini, dialog tatap muka menumbuhkan kepercayaan antar stakeholder bahwa pengurangan sampah di Kota Surakarta perlu dilakukan secara kolaboratif. Tidak hanya itu, komitmen terhadap proses dapat dilihat dari adanya tanggung jawab antar stakeholder terhadap tugas dan kontribusinya dalam mengurangi sampah. Serta, adanya pemahaman yang sama terhadap tujuan kolaborasi, yaitu mengoptimalkan pengurangan sampah dan menumbuhkan pola hidup masyarakat yang bijak mengelola sampah di Kota Surakarta. Kolaborasi antar stakeholder memberikan hasil dan dampak positif, yaitu adanya kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah anorganik. Adapun, pemetaan stakeholder dalam pengurangan sampah ini di Kota Surakarta terbagi menjadi tiga kategori, yaitu Dinas Lingkungan Hidup dan Bank Sampah Induk Kerja Nyata sebagai player, bank sampah unit dan masyarakat sebagai contest setter, serta Super Indo dan ADUPI sebagai crowd.