Pembangunan berkelanjutan telah menjadi prioritas global, terutama dalam menghadapi tantangan lingkungan dan sosial. Salah satu aspek penting dalam mencapai tujuan ini adalah penerapan konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, terutama di sektor manufaktur. Proses pemesinan, yang sering digunakan dalam pembuatan komponen alat kesehatan seperti ring fiksasi eksternal tipe hexapod, menghasilkan pemborosan material yang signifikan. Inovasi alternatif berupa proses recasting material sisa dapat menjadi solusi untuk mengurangi pemborosan. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi penggunaan pasir silika dan waterglass sebagai bahan cetakan dalam proses pengecoran aluminium, serta mengkaji pengaruh variasi ukuran mesh pasir silika dan kadar waterglass terhadap kekerasan hasil pengecoran. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran butir pasir silika mesh 30-60 dan mesh 80-100 sedangkan ukuran penggunaan waterglass terbagi menjadi tiga yaitu 600 ml, 800 ml, dan 1000 ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai ukuran mesh dan semakin banyak penggunaan waterglass maka semakin tinggi nilai kekerasan yang dihasilkan yaitu sebesar 54,22 BHN.