Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedudukan saksi yang menguntungkan dalam pembuktian perkara tindak pidana kekerasan bersama-sama terhadap orang serta pertimbangan hakim dalam memutus bebas perkara pada Putusan Nomor 56/Pid.B/2023/PN.End. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif, dengan sumber hukum yang diperoleh dari bahan hukum primer dan sekunder. Penulis melakukan analisis terhadap putusan Nomor 56/Pid.B/2023/PN.End. Teknik pengumpulan hukum dalam penelitian ini dengan cara studi Pustaka dan bahan hukum diperoleh dan diolah dengan metode deduksi silogisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedudukan saksi yang menguntungkan dalam pembuktian perkara ini menjadi menting guna memberikan keterangan sesuai dengan apa yang ia dengar, lihat dan alami di muka persidangan. Keterangan saksi yang menguntungkan telah sah dan sesuai dengan ketentuan KUHAP. Mengingat hakim perlu mempertimbangkan alat bukti saksi sebagai bahan pertimbangan untuk memutus perkara ini, Hakim memutus bebas (vrijspraak) terdakwa I dikarenakan tidak mendapat keyakinan atas keterlibatan Terdakwa I dalam perkara tersebut. Hal ini telah sesuai dengan ketentuan pasal 191 ayat (1) KUHAP yang menyatakan bahwa jika pengadilan berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan di sidang, kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepadanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan, maka terdakwa diputus bebas.