Kemajuan teknologi setiap tahun memberikan kemudahan di berbagai bidang, termasuk pendidikan. Perkembangan ini juga memengaruhi budaya literasi. Namun, di Indonesia tingkat minat bacanya masih sangat rendah; berdasarkan data UNESCO hanya 0,001%. Generasi muda cenderung lebih tertarik pada konten digital yang instan dibandingkan membaca buku. Akibatnya, perpustakaan sering dianggap kurang relevan dalam memenuhi kebutuhan informasi yang cepat dan praktis. Untuk mengatasi hal ini, dibutuhkan transformasi perpustakaan sebagai layanan edukatif, informatif, dan rekreatif. Perancangan Perpustakaan Umum di Kota Surakarta dengan pendekatan arsitektur futuristik menjadi solusinya. Dengan menggunakan teknologi modern dan konsep futuristik, rancangan ini diharapkan mampu meningkatkan minat baca, memperkuat budaya literasi, serta menjadikan perpustakaan sebagai pusat pendidikan yang relevan dan berdaya guna di era digital. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskripsi kualitatif. Penelitian ini dilakukan melalui empat tahapan utama, yaitu identifikasi masalah, pengumpulan data, analisis data, dan perumusan konsep. Penerapan elemen teknologi modern ke dalam desain bangunan menciptakan ruang yang menarik, informatif, dan rekreatif. Perpustakaan tidak hanya menjadi tempat membaca, tetapi juga pusat kegiatan budaya, edukasi, dan sosial yang beragam. Fasilitas yang disediakan meliputi ruang kerja bersama, museum, dan area rekreasi yang dirancang untuk menarik berbagai lapisan masyarakat.