Laporan keuangan merupakan sarana penting untuk menyampaikan kondisi ekonomi perusahaan, namun praktik kecurangan sering terjadi demi menarik investor atau membangun citra positif. Berdasarkan laporan Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) tahun 2018 hingga 2024, financial statement fraud hanya mencakup sekitar 5 persen dari total kasus. Namun, jenis fraud ini menyebabkan kerugian besar, terutama di sektor manufaktur, dengan kerugian median naik dari $198.000 pada 2020 menjadi $267.000 pada 2024. Penelitian ini menguji pengaruh enam elemen Fraud Hexagon Theory terhadap Fraudulent Financial Statement pada perusahaan manufaktur di BEI periode 2019–2023. Analisis dilakukan dengan regresi logistik menggunakan 776 observasi dari data sekunder. Penelitian ini memberikan kontribusi baru dengan menggunakan executive compensation sebagai proksi untuk elemen arrogance. Hasil menunjukkan bahwa pressure (ROA) dan arrogance (executive compensation) berpengaruh signifikan positif terhadap kecurangan laporan keuangan, sedangkan opportunity (effectiveness of supervision), rationalization (auditor change), capability (institutional ownership), dan collusion (political connection) tidak menunjukkan pengaruh signifikan.