Latar Belakang: Talasemia merupakan kelainan hemoglobin bawaan yang ditandai dengan berkurangnya atau tidak adanya sintesis rantai globin. Sehingga pasien talasemia β mayor harus mendapatkan transfusi darah, dan berdampak pada peningkatan kadar feritin dalam tubuh. Pemeriksaan kadar feritin belum sepenuhnya terpenuhi di seluruh fasilitas kesehatan. Maka dari itu, diperlukan parameter diagnostik yang dapat mengetahui kadar feritin di dalam tubuh, yaitu dengan Red Blood Cell Distribution Width Index. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan korelasi antara Red Blood Cell Distribution Width Index dengan kadar feritin pada pasien talasemia β mayor. Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah pasien anak talasemia β mayor di RSUD Dr. Moewardi Surakarta melalui teknik total sampling. Data yang digunakan adalah data rekam medis pasien. Red Blood Cell Distribution Width Index memiliki nilai cutt-off <220>220, kadar feritin dibagi menjadi <1000>1000 ng/mL. Data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan program SPSS. Hasil: Terdapat 55 pasien talasemia β mayor, dilakukan uji regresi-korelasi Pearson antara Red Blood Cell Distribution Width Index dengan kadar feritin. Didapatkan hubungan yang signifikan, korelasi lemah, dan negatif antara Red Blood cell Distribution Width Index dengan kadar feritin dengan p = 0.000 (p < 0 xss=removed> Simpulan: Pada penelitian yang dilakukan di RS. dr. Moewardi didapatkan adanya korelasi antara Red Blood Cell Distribution Width Index dengan kadar feritin pada pasien talasemia beta mayor.