Pencemaran limbah cair di Sungai Jenes, Surakarta, memunculkan efek visual yang khas seperti, kekeruhan air, lapisan kilap minyak diatas permukaan,busa, dan warna permukaan sungai akibat bercampurnya limbah rumah tangga dan limbah industri. Fenomena tersebut menjadi sumber ide visual dalam perancangan batik kontemporer. Warna alam dari jelawe dan indigo dipilih untuk menunjukkan alternatif ramah lingkungan terhadap penggunaan pewarna sintetis. Tujuan dari perancangan ini adalah menciptakan motif batik kontemporer pencemaran limbah cair sungai dalam bentuk batik panel, yang kemudian diterapkan pada produk outer wanita remaja usia 20-25 tahun dengan mempertimbangkan aspek estetis, bahan, teknik, dan fungsi. Metode perancangan menggunakan pendekatan SP Gustami yang meliputi eksplorasi, perancangan, dan perwujudan. Hasil perancangan ini berupa batik panel berukuran 50 cm x 70 cm, yang diaplikasikan pada bagian depan outer wanita.Temuan dari perancangan ini memberikan kontribusi terhadap pengembangan pengetahuan dalam ranah batik kontemporer, khususnya dalam penerapan konsep isu lingkungan sebagai inspirasi visual dengan pendekatan kontemporer. Selain itu, eksplorasi teknik pewarnaan alam dari jelawe dan indigo membuktikan potensi estetis yang didapat dari pewarna alam dalam menunjang visualisasi tema dan menghasilkan produk pakaian yang kontekstual dan fungsional.