Penelitian ini menganalisis komposisi visual meme sebagai medium kritik sosial dan narasi resistensi pada akun instagram Serikat Pekerja Kampus (SPK). Meme sebagai bentuk ekspresi budaya populer memiliki potensi tidak hanya sebagai sarana hiburan, tetapi juga sebagai alat perlawanan terhadap ketidakadilan struktural dan praktik prekarisasi di lingkungan kampus. Pendekatan metodologi visual dari Gillian Rose digunakan untuk membaca bagaimana unsur teknis, komposisi, dan latar belakang sosial membentuk karya visual, sedangkan analisis semiotika Roland Barthes diaplikasikan untuk mengurai lapisan denotasi, konotasi, dan mitos yang muncul dalam meme-meme tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meme SPK membangun mitos kesewenang-wenangan dan ketidakpedulian pemerintah kepada masyarakat terlebih di lingkup pendidikan tinggi, baik dosen maupun tenaga pendidik.