ABSTRAK Streetpunk merupakan sebuah subkultur generasi muda kelas pekerja di Inggris yang menganut ideologi anti kemapanan dan perlawanan terhadap norma – norma umum di dalam masyarakat. Kejenuhan akan keteraturan pola hidup dan sistem sosial yang kerap kali mengekang masyarakat kelas pekerja untuk berkembang menjadikan streetpunk bersama ideologinya popular di kalangan masyarakat kelas pekerja terutama generasi muda di beberapa belahan dunia. Musik streetpunk merupakan salah satu media komunikasi dimana melalui musik inilah para opinion leader dalam subkultur streetpunk menyampaikan pandangannya terhadap kehidupan di sekitar baik itu dalam bentuk protes atau sekedar menggambarkan bentuk sistem sosial yang seharusnya dibangun dalam kerangka pikiran mereka sendiri. Di Negara kita yang merupakan Negara berkembang yang menjunjung tinggi norma – norma masyarakat timur sekarang ini mau tidak mau juga terimbas oleh proses globalisasi informasi melalui media – media massa sehingga banyak hal - hal baru yang ditangkap oleh masyarakat kita termasuk di dalamnya musik streetpunk sebagai bagian dari kegiatan dunia entertainment global dengan tujuan komersil. Proses masuknya subkultur streetpunk di Negara kita melalui perantaraan media musik streetpunk merupakan bagian proses komunikasi lintas budaya dimana generasi muda kita secara pasif mengadopsi gaya hidup, ideologi, dan fashionstyle yang telah baku dari subkultur aslinya. Terbentuknya komunitas – komunitas streetpunk di beberapa kota di Indonesia menjadi fenomena tersendiri. Kontrasnya hubungan antara budaya streetpunk dengan budaya asli masyarakat Indonesia merupakan salah satu gambaran tentang gaya hidup masyarakat modern sekarang ini yang terkotak - kotak dengan idealismenya masing – masing. Kaum streetpunk di Negara kita mempunyai jaringan yang solid antar setiap komunitas streetpunk di berbagai daerah. Perasaan senasib dan seperjuangan menjadikan hubungan mereka sudah layaknya sebuah keluarga besar atau brotherhood. Beberapa komunitas streetpunk rutin mengadakan pertunjukan musik secara tertutup atau yang mereka sebut gigs sebagai tempat dimana mereka bisa berkumpul, bersenang - senang dan bermain musik menyampaikan idealisme dan pandangan mereka terhadap kehidupan sosial, politik, agama, persaudaraan, ataupun curahan hati sebagai kaum kelas pekerja.