ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui : (1) faktor penyebab munculnya pengemis di Desa Pageralang, (2) fase produksi ruang pengemis di Desa Pageralang, (3) hasil implementasi luaran penelitian dalam bentuk modul pembelajaran.  Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Subyek penelitian ini adalah pengemis yang berada di sepanjang jalan yang membelah perkebunan karet (Hutan Krumput) di Desa Pageralang yang merupakan lokasi pengemis. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif.  Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut: (1) Faktor penyebab munculnya pengemis di Desa Pageralang adalah faktor ekonomi dan keluarga, malas berusaha, kurangnya lapangan pekerjaan, dan tradisi turun-temurun. (2) Fase produksi ruang pengemis di Desa Pageralang. dimulai pada tahun 1970 muncul sebuah tradisi memberi sesaji terhadap Tugu Wates oleh pengemudi kendaraan yang melintasi jalan di perkebunan karet Krumput karena adanya kekuatan ghaib yang menyebabkan terjadinya banyak kecelakaan. Tahun 1975 masyarakat sekitar memanfaatkan sesaji itu untuk diambil. Krisis moneter 1997 memicu banyaknya orang yang memanfaatkan tradisi tersebut hingga saat ini. Perkembangannya, terdapat banyak pengemis di sepanjang 1 km jalan yang melintasi perkebunan karet tersebut. Pengemudi kendaraan mengalami pergeseran kebudayaan dalam memberi sesaji yang dahulunya menaruh sesaji dalam bentuk makanan di tugu wates beralih menjadi melempar uang koin saat melintasi jalan tersebut yang dahulunya memberi sesaji karena kepercayaan terhadap kekuatan ghaib di lokasi tersebut beralih menjadi melempar uang karena rasa iba. (3) Implementasi modul pembelajaran di kelas X IPS 1 SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar mendapatkan penilain yang cukup baik dari peserta didik. 54,3% peserta didik menilai modul pembelajaran tersebut baik, 45,7% menilai kurang baik berdasarkan tampilannya. 54% peserta didik paham isi modul tersebut, 46% peserta didik menilai kurang paham.
 
 Kata Kunci: pengemis, produksi ruang, modul pembelajaran.