Pada Pemilihan Kepala Daerah komunikasi politik berperan penting untuk menarik simpati dan mempengaruhi perilaku masyarakat untuk memilih calon tertentu pada saat pemilihan. Kandidat calon dan tim kampanye selaku komunikator politik melemparkan berbagai pesan politik untuk mempengaruhi sikap dan perilaku khalayak. Dalam terciptanya kegiatan kampanye yang mempengaruhi masyarakat, harus dilakukan strategi kampanye yang tepat. Positioning, branding, segmentasi target serta strategi media (forum–forum kampanye) menjadi bagian yang diperhitungkan setiap tim sukses peserta pemilihan kepala daerah sesuai dengan asas mereka.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi kampanye yang dilakukan pasangan Khofifah Indar Parawangsa & Emil Elestianto Dardak dan Saifullah Yusuf & Puti Guntur Soekarno pada Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur 2018 di Kota Madiun dilihat dari segi positioning, branding, segmentasi target dan strategi media (forum-forum kampanye).
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang menggunakan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara sebagai sumber data utama. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu informan yang berasal dari Tim Sukses pasangan Khofifah Indar Parawangsa & Emil Elestianto Dardak, Tim Sukses pasangan Saifullah Yusuf & Puti Guntur Soekarno dan perwakilan dari berbagai Kalangan Masyarakat. Teknik purposive sampling digunakan karena mengambil sampel berdasarkan karateristik yang telah dibuat sehingga sampel yang dipilih mampu memberikan informasi sesuai dengan maksud penelitian. Sedangkan analisa data yang digunakan yaitu teknik analisa data Miles dan Huberman dimulai dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitiannya adalah kedua pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur memiliki strategi kampanye yang berbeda untuk merebut suara masyarakat di Kota Madiun. Positioning kandidat senantiasa dijadikan acuan oleh masyarakat karena akan mempermudah masyarakat membedakan kandidat yang satu dengan kandidat yang lainnya. Positioning tidaklah tercipta dengan sendirinya. Diperlukan usaha media komunikasi yang secara sistematis dan kontinyu mempublikasikan pencapaian guna mendukung strategi positioning yang telah ditetapkan. Pada prinsipnya strategi kampanye itu menyesuaikan dengan kondisi masyarakat dimana kampanye itu berlangsung.