ABSTRAK

Latar Belakang: Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Progresifitas PGK ditandai dengan hilangnya sel ginjal dan digantikan dengan matriks ekstraseluler. Kerusakan progresif pada PGK akan meningkatan sintesis mediator inflamasi/stres oksidatif. Propolis yang  memiliki peran biologis sebagai antiinflamasi maupun antioksidan diharapkan mampu menghambat progresifitas kerusakan PGK di tingkat seluler, jaringan maupun klinis.
Tujuan:   Menjelaskan mekanisme ekstrak etanol isolat propolis (EEP) gunung Lawu dalam menghambat fibrosis interstisial dan glomerulosklerosis pada UUO tikus putih jantan sebagai model PGK di tingkat molekuler, jaringan dan klinis.
Metode: Sebanyak 32 ekor tikus putih jantan dibagi secara acak dalam empat kelompok. Kelompok 1 sebagai kontrol  negatip, kelompok 2 tikus dengan UUO, kelompok 3 tikus dengan UUO diberi EEP 50mg/kgBB, kelompok 4 tikus dengan UUO diberi EEP 100mg/kgBB. Tikus diukur tekanan darahnya setiap minggu. Tikus dikorbankan 30 hari setelah perlakuan dan diperiksa HMGB-1, Caspase-1, E-selektin, TGF-?1, MDA, fibrosis interstisial dan glomerulosklerosis.
Hasil: EEP secara signifikan menurunkan ekspresi HMGB-1, caspase-1, E- selektin, TGF-?1 dan MDA pada tingkatan molekuler, menurunkan fibrosis interstisial pada tingkatan jaringan,  menurunkan tekanan darah tingkatan klinis.
Kesimpulan: EEP gunung Lawu memiliki efek nefroprotektif dengan aktivitas sebagai antiinflamasi, antioksidan, dan antifibrotik melalui penghambatan jalur klasik NF?B dan jalur alternatif.

Kata kunci : Propolis, Stress Oksidatif, Nefroprotektif