Pendahuluan: Diet tinggi lemak dan gula merupakan faktor risiko terjadinya sindrom metabolik. Terjadinya peningkatan asam lemak bebas pada hepar akibat diet tinggi lemak dan gula akan mengakibatkan stress oksidatif pada hepatosit yang akan memicu produksi TNF-?, dimana TNF-? merupakan sitokin proinflamasi, sehingga dapat meningkatkan proses inflamasi pada hepar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanolik akar kelor terhadap ekspresi TNF-? pada jaringan hepar tikus putih model sindrom metabolik. Metode: Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitian postest only control group design. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM dan Laboratorium Patologi Anatomi FK UNS. Subjek penelitian menggunakan tikus putih berjumlah 30 ekor yang dibagi menjadi 5 kelompok: K1 sebagai kelompok kontrol, K2 sebagai kelompok dengan sindrom metabolik, K3, K4, dan K5 sebagai kelompok dengan sindrom metabolik yang diberi ekstrak etanolik akar kelor dengan dosis 150 mg/kgBB, 250 mg/kgBB, dan 350 mg/kgBB. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dosis ekstrak etanolik akar kelor dan variabel terikatnya adalah ekspresi TNF-? jaringan hepar yang dihitung secara semikuantitatif menggunakan rumus IDS. Analisis data skor ekspresi TNF-? menggunakan uji Kruska-Wallis, dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. Hasil: Uji Kruska-Wallis dari skor ekspresi TNF-? pada jaringan hepar menunjukkan nilai p=0,000 (p<0>0,05). Kesimpulan: Ekstrak etanolik akar kelor (Moringa oleifera, Lam.) dengan dosis 150 mg/kgBB, 250 mg/kgBB, dan 350 mg/kgBB berpotensi menurunkan ekspresi TNF-? pada jaringan hepar tikus putih (Rattus norvegicus) model sindrom metabolik.

Kata Kunci: Ekstrak Akar Kelor, Moringa oleifera, Sindrom Metabolik, TNF-?,Hepar.