ABSTRAK

Latar Belakang: Nyeri punggung bawah kronis cenderung dikaitkan dengan index massa tubuh yang lebih dari 30 kg/m2. Berat badan yang tidak ideal dapat menimbulkan risiko yang lebih tinggi untuk mengalami penyakit seperti hipertensi, stroke, nyeri punggung bawah kronis, maupun sindrom metabolik. Obesitas dan rasa nyeri tidak berhubungan secara langsung tetapi di mediasi oleh sitokin proinflamasi yang meningkat dalam serum seperti IL-6 dan C-reactive protein. Hubungan antara obesitas dan nyeri punggung bawah dengan kesehatan mental cenderung lebih kuat pada individu yang disertai gangguan mental emosional. 

Metode: Penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik rule of thumb dengan jumlah sampel minimal 30. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan lembar informed consent, lembar data diri, kuesioner L-MMPI, serta koesioner BDI II. Variabel terikat yaitu kejadian depresi (nominal) dan variabel bebas yaitu jenis kelamin (nominal) dan indeks massa tubuh (nominal). Data dianalisis dengan analisis bivariate uji fisher dan diolah dengan Statistical Product and Service Solution (SPSS) 23.00.

Hasil: Diperoleh nilai p=1,00 pada hasil analisis antara jenis kelamin dan kejadian depresi. Nilai p=0,195 pada hasil analisis antara indeks massa tubuh dan kejadian depresi. Serta nilai p=0,035 pada hasil analisis antara indeks massa tubuh dengan kejadian depresi pada laki-laki dan nilai p=1,00 pada perempuan.

Simpulan: Tidak terdapat perbedaan kejadian depresi berdasarkan jenis kelamin dan indeks massa tubuh pada pasien chronic low back pain. Begitu juga pada perempuan antara index massa tubuh ?25 dan ?25 tidak terdapat perbedaan depresi karena nilai p>0,05. Namun, terdapat perbedaan kejadian depresi antara indeks massa tubuh pada laki-laki antara IMT ?25 dan IMT ?25 pada pasien chronic low back pain yang ditandai dengan p<0>

Kata Kunci: kejadian depresi, nyeri punggung bawah kronis, jenis kelamin, indeks massa tubu