Latar belakang : Sepsis merupakan salah satu penyakit yang mematikan di dunia, dikarenakan dapat menimbulkan 2-8 juta kematian setiap tahunnnya. Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan salah satu faktor predisposisi dari sepsis. Prevalensi penyakit gagal ginjal kronis meningkat sebanyak 89?lam kurun waktu 20 tahun terakhir, menurut data yang diambil dari Global Burden Disease (GBD). Semakin memburuk kondisi suatu ginjal, dapat memunculkan interaksi cardio-renal syndrome sehingga memunculkan penyakit-penyakit jantung, termasuk gagal jantung. DatadariRiskesdasmenunjukkanprevalensigagaljantungadalahsebesar1,5?ritotal penduduk Indonesia. Penyakit ginjal kronis dan gagal jantung secara teori mempunyai beberapa mekansime yang bisa mendasari terjadinya sepsis. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui perbedaan kejadian sepsis pada pasien gagal jantung dan non gagal jantung dengan PGK

hemodialisa.
Metode : Penelitian ini bersifat observational analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel yang digunakan mencapai 90 data. Pengambilan sampel dilakukan di RSUD Dr. Moewardi dalam kurun waktu 2019-2021. Peneliti menggunakan purposive sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini. Sampel penelitian didapatkan dari data rekam medis pasien. Analisis data menggunakan software SPSS 26 dan uji Chi-square untuk analisis bivariat.
Hasil : Tidak terdapat perbedaan angka kejadian sepsis yang signifikan antara pasien gagal jantung dan non gagal jantung dengan PGK hemodialisa dengan nilai p value sebesar 0,581 (P>0,05). Simpulan : Tidak terdapat perbedaan kejadian sepsis yang signifikan antara pasien gagal jantung dan non gagal jantung dengan PGK hemodialisa.