Pendahuluan: Persentase perokok usia di atas 15 tahun di Indonesia yaitu sebanyak 33,8%. Persentase perokok laki-laki di Indonesia adalah 62,9% perokok perempuan 4,8%. Penyakit refluks gastroesofageal (GERD) merupakan gangguan saluran cerna yang disebabkan karena regurgitasi isi lambung ke dalam esofagus. Studi menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara merokok dengan timbulnya gejala refluks atau GERD. Individu yang mengkonsumsi rokok >20 batang per hari menunjukkan adanya gejala refluks dibanding individu yang tidak merokok. Penelitian lain menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara derajat merokok dengan kejadian GERD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara derajat merokok dengan kejadian penyakit refluks gastroesofageal pada mahasiswa Universitas Sebelas Maret.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan di Universitas Sebelas Maret. Sampel yang diambil sebanyak 96 sampel dari mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret yang memenuhi kriteria penelitian. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan uji Chi-square.

Hasil: Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji Mann-Whitney karena tidak memenuhi syarat untuk dilakukan uji Chi-square. Hasil yang diperoleh menunjukkan tidak terdapat hubungan antara derajat merokok dengan kejadian penyakit refluks gastroesofageal (p=0,336).

Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara derajat merokok dengan kejadian penyakit refluks gastroesofageal pada mahasiswa Universitas Sebelas Maret.