Latar belakang: Berdasarkan renstra Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2020-2024, semua rumah sakit dapat mengimplementasikan rekam medik elektronik secara bertahap. Akan tetapi masih banyak hambatan yang dirasakan rumah sakit dalam penerapan RME, penilaian kesiapan dapat digunakan untuk mengetahui kesiapan, indikasi dan persyaratan dalam memfasilitasi penerapan RME sehingga dapat menghindari berbagai hambatan saat proses pelaksanaan.
Subyek dan Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan rancangan studi kasus, Penelitian ini mengambil tempat di RS Bethesda lempuyangwangi, Yogyakarta bulan mei hingga juni 2022. Data yang di kumpulkan adalah kesiapan penerapan RME dilihat dari penyelarasan organisasi dan kapasitas manajemen, dengan melakukan wawancara mendalam terhadap 7 orang, Subyek penelitian ditentukan dengan purposive sampling yang dianggap memiliki kapasitas dalam mengambil keputusan terkait RME.
Hasil: RS Bethesda Lempuyangwangi dalam penerapan RME dari penyelarasan organisasi dikatakan siap, direksi telah mengetahui dan memahami bahwa penerapan RME memiliki banyak manfaat, pengorganisasian telah direncanakan dan pimpinan unit memahami adanya risiko implementasi jika terjadi kegagalan, untuk mengantisipasi hal tersebut, telah disiapkan visi untuk jangka panjang. Kesiapan penerapan RME dari kapasitas manajemen dapat ditingkatkan dikarenakan masih belum dilakukan pembentukan komite TI yang terdiri dari perwakilan stakeholder dan rumah sakit, pengorganisasian masih dalam lingkup RS, dimana TIK telah dimasukkan dalam rencana strategis organisasi. Peran dan tanggung jawab untuk implementasi RME ditetapkan dengan akuntabilitas yang jelas untuk vendor dan telah didokumentasikan, direksi telah melakukan pertimbangan perencanaan anggaran implementasi RME, dana berkelanjutan adopsi TI klinis dan standar yang diperlukan dimasukkan ke dalam perencanaan masa depan dan akan menjadi bagian dari anggaran TI.
Kesimpulan: RS Bethesda Lempuyangwangi siap mengimplementasikan rekam medis elektronik yang akan diterapkan pada unit rawat inap, hal tersebut dilihat dari penyelarasan organisasi dan kapasitas manajemen dimana budaya, organisasi, kepemimpinan, strategi, manajemen informasi, staff klinis, akuntabilitas dan keuangan anggaran telah dilakukan perencanaan dan telah mulai dilaksanakan.