Timbulnya tuntutan untuk efisien dalam melakukan pekerjaan menyebabkan masalah stres kerja di dalam organisasi perusahaan. Stres kerja sebagai suatu kondisi fisik dan emosional yang berbahaya yang terjadi ketika pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai dengan kemampuan, sumber daya dan kebutuhan pekerja. Faktor penyebab stres kerja meliputi faktor lingkungan (kebisingan, iklim kerja, dan intensitas pencahayaan) serta aspek yang berhubungan dengan pekerjaan seperti beban kerja, jangka waktu target penyelesaian pekerjaan, dan tingkat kesulitan pekerjaan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan jumlah sampel 50 pekerja. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji lambda dan somers’d untuk analisis bivariat dan uji regresi logistik ordinal untuk analisis multivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas responden memiliki kebisingan melebihi NAB (52%), beban kerja mental dalam kategori tinggi (54%) dan stres kerja dalam kategori tinggi sebanyak (58%). Hasil uji korelasi lambda menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kebisingan dengan stres kerja (p:0,004; r:0,489) dan uji korelasi somers’d menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara beban kerja mental dengan stres kerja (p:0,000; r:0,639). Hasil regresi logistik ordinal diperoleh bahwa kebisingan memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan dengan variabel bebas lainnya (OR: 13,497). Terdapat hubungan antara kebisingan dan beban kerja mental dengan stres kerja pada Pekerja Bagian Produksi Spun Pile PT APB Mojokerto. Kebisingan dapat mempengaruhi 13,497 kali terjadinya stres kerja.