ABSTRAK

Diyah Atiek Mustikawati, T111608003. Pilihan Kode, Struktur Teks, dan Fungsi Bahasa Kepala Desa Wanita dan Lurah Wanita di Kabupaten Ponorogo. Disertasi. Program Studi Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Promotor: Prof. Dr. Sumarlam, M.S., Ko-promotor 1: Prof. Dr. Tri Wiratno, M.A.

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi, mendeskripsikan, merumuskan, dan menjelaskan pemakaian bahasa Kepala Desa Wanita (KDW) dan Lurah Wanita (LW) dalam interaksi sosial dan komunikasi dengan masyarakat. Sejatinya secara spesifik, penelitian ini mengkaji empat hal yaitu (1) pilihan kode yang digunakan KDW dan LW, (2) penerapan struktur teks KDW dan LW, (3) fungsi bahasa yang terkandung dalam tuturan KDW dan LW pada tiga aktivitas yakni layanan, kegiatan, dan pertemuan di Kabupaten Ponorogo. Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi satu tambahan kajian baru dalam bidang Sosiolingustik. Temuan terkait struktur teks, pilihan kode, dan fungsi tuturan KDW dan LW menjadi salah satu pengembangan pengetahuan terkait penggunaan bahasa.  Secara praktis, penelitian ini memberikan suatu wawasan baru dalam cakrawala pemakaian bahasa, khususnya bagi KDW dan LW sebagai pemimpin masyarakat dituntut untuk memiliki kompetensi-kompetensi dalam berinteraksi dan berkomunikasi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini adalah  deskriptif sesuai dengan topik dan tujuan penelitian. Desain penelitian yaitu studi kasus ganda. Data penelitian ini adalah semua tuturan lisan yang dihasilkan KDW dan LW di desa dan kota. Sumber data penelitian ini adalah kepala desa dan lurah wanita yakni sebanyak 13 KDW dan 5 LW di Kabupaten Ponorogo. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu teknik rekam berupa video tuturan KDW dan LW baik secara langsung maupun dibantu peneliti di lapangan. Pengumpulan data juga dilakukan dengan melakukan observasi dan wawancara. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan sosiolinguistik dan wacana. Data yang diperoleh dianalisis  menggunakan metode analisis kontekstual dan analisis etnografi  yang dikemukakan oleh Spradley terdiri dari tahapan analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, dan analisis tema budaya dengan mengacu pada komponen tutur HYMES. Hasil analisis data disajikan dalam bentuk penyajian data yang bersifat formal dan informal.

Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa dalam penggunaan struktur bahasa KDW dan LW yang variatif dan pola berulang dalam aktivitas layanan, kegiatan, dan pertemuan.

Temuan pertama terkait pilihan kode yang digunakan KDW dan LW terdiri atas pola pilihan kode dan jenis pilihan kode. Pola pilihan kode yang digunakan adalah pola pilihan kode campuran antara bahasa Jawa, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa Arab dalam 3 aktivitas tersebut. KDW lebih banyak menggunakan pola pilihan kode yang komplek dan variatif dalam kegiatan, dan LW lebih sering menggunakan pola pilihan kode pada aktivitas layanan. Jenis pilihan kode KDW maupun LW yang digunakan lebih banyak campur kode daripada alih kode dalam 3 aktivitas.

Temuan kedua struktur teks BKDW dan LW menunjukkan 3 tahapan yakni pembuka, inti, dan penutup. Masing-masing struktur baik pembuka, inti, dan penutup ditemukan pola struktur berulang sehingga mencerminkan kompleksitas struktur teks KDW dan LW. Struktur pembuka ditemukan terdiri dari Inisiasi (In), identifikasi target (Id-T), dan Inisiasi-Identifikasi target (In-Id-T). Struktur inti yaitu bagian inti dari tuturan terdiri dari pengajuan bukti (PB), pertanyaan lanjutan (PL), inisiasi (In), klarifikasi (Kla), pengalihan topik (PT), dan pernyataan pendukung (PD). Struktur penutup BKDW dan BLW merupakan titik akhir dari tuturan yaitu zero (Ze), kompromi (Komp), pengalihan topik (PT), insiasi-kompromi (In-Komp). Struktur BKDW dan LW yang paling banyak digunakan terdapat pada bagian inti dalam aktivitas layanan, kegiatan maupun pertemuan diikuti bagian penutup dan bagian pembuka.

Temuan ketiga mengenai fungsi tuturan KDW dan LW dalam penelitian ini yaitu fungsi tuturan menyapa, mengharap, mengajak, meminta maaf, menyuruh, berterima kasih, memprediksi, menyampaikan maksud tertentu, meyakinkan, mengingatkan, memberi nasehat/saran, mengakrabkan, dan memastikan.

Temuan keempat terkait faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa KDW dan LW yaitu (1) partisipan, (2) latar, konteks sosial, (3) topik pembicaraan, (4) fungsi tuturan, (5) situasi tutur, (6) penyampaian maksud tertentu, dan (7) kompetensi kebahasaan.

Tema budaya yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu pergeseran budaya komunikasi yakni KDW lebih rinci menggunakan struktur teks dan pola pilihan kode  dibandingkan LW. KDW dan LW menggunakan bahasa yang langsung dan singkat. Eksistensi KDW dan LW membuktikan bahwa perbedaan gender tidak mempengaruhi kompetensi-kompetensi dan kemampuan seseorang sebagai  pemimpin.