Latar Belakang: Penyebab efusi pleura eksudatif tersering adalah keganasan dan infeksi, terdapat perbedaan penatalaksaan. Efusi pleura ganas memiliki prognosis buruk, semakin cepat diidentifikasi semakin baik. Sitologi cairan pleura tidak dapat mendiagnosis keganasan 40-50%. Perlu sarana penunjang diagnostik tambahan yang mudah dan cepat untuk pasien efusi pleura ganas dengan hasil sitologi/histopatologi negatif.

Tujuan: Mengetahui performa sel mononulekar cairan pleura, CEA cairan pleura, dan cancer ratio untuk skrining keganasan pada efusi pleura eksudatif.

Metode: Penelitian ini menggunakan analitik observasional dengan pendekatan cross sectional di Instalasi Patologi Klinik RSDM di Surakarta bulan Juni – September 2022, pengambilan sampel bulan Februari 2021 – Desember 2021 secara consecutive sampling. Karakteristik subyek penelitian dalam bentuk deskriptif. Penetapan cut off dengan kurva ROC dan AUC. Hasil disajikan dalam bentuk tabel 2x2 untuk mengetahui sensitivitas, spesifisitasm PPV, NPV, PLR, NLR, akurasi sel mononuklear cairan pleura, CEA cairan pleura, dan cancer ratio untuk skrining keganasan pada efusi pleura eksudatif.

Hasil: Sel mononuklear, CEA cairan pleura dan cancer ratio kelompok keganasan dan bukan keganasan berbeda signifikan (p < 0>cut off > 85,50 sensitivitas 64,1%, spesifisitas 64,5%, PPV 64,9%, NPV 63,6%, LR+ 1,804, LR- 0,557, akurasi 64,3%. Carcinoembryonic antigen cut off 5,40 ng/mL sensitivitas 93,6%, spesifisitas 92,1%, PPV 92,4%, NPV 93,3%, LR + 11,855, LR – 0,070, dan akurasi 92,9%.

Cancer ratio cut off > 38,56 sensitivitas 82,1%, spesifisitas 72,4%, PPV 75,3%, NPV 79,7%, LR+ 2,969, LR- 0,248, Akurasi 0,773.

Kesimpulan: Pemeriksaan CEA cairan pleura cut off 5,40 ng/mL merupakan penanda terbaik untuk mendiagnosis keganasan pada efusi pleura eksudatif dibandingkan sel mononuklear cairan pleura dan cancer ratio.