Senyawa metabolit sekunder tumbuhan lumut hati Marchantia polymorpha L. diketahui memiliki aktivitas biologis seperti antikanker, antijamur, dan antibakteri. Produksi senyawa metabolit sekunder lumut hati M. polymorpha dilakukan sebagai bentuk adaptasi terhadap lingkungan. Ketinggian tempat tumbuh merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi produksi senyawa metabolit sekunder baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan dan profil senyawa metabolit sekunder tumbuhan lumut hati M. polymorpha pada tiga ketinggian tempat tumbuh. 
Tumbuhan lumut hati M. polymorpha diambil di Astana Giribangun (660 mdpl), kawasan hutan wisata air terjun Jumog (1.020 mdpl) dan Taman Hutan Raya (TAHURA) K.G.P.A.A Mangkunagoro I (1.365 mdpl). Simplisia lumut hati M. polymorpha dikeringkan dan diekstraksi dengan metode maserasi bertingkat menggunakan pelarut n-heksana dan metanol. Hasil ekstraksi digunakan untuk skrining fitokimia dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan fase diam plat silika gel GF 254 dan fase gerak n-heksana: etil asetat (4:1 v/v) dan toluena:etil asetat (93:7 v/v). Analisis dilakukan dengan mengukur nilai Rf, penyemprotan penampak bercak, sinar UV 254 dan 366 nm.  Data hasil pengamatan berupa identifikasi golongan metabolit sekunder dan profil KLT dianalisis secara deskriptif serta uji korelasi menggunakan SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan senyawa metabolit sekunder lumut hati M. polymorpha pada tiga ketinggian tempat tumbuh memiliki profil yang berbeda. Pada setiap ketinggian tempat tumbuh terdapat golongan senyawa fenol, flavonoid, terpenoid, dan steroid, sedangkan alkaloid hanya ditemukan di Astana Giribangun (660 mdpl) dan Tahura (1.365 mdpl). Kadar total flavonoid pada ketiga tempat tumbuh sebesar 0,308 mg Q/g dan hasil dari uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa perbedaan ketinggian tempat tumbuh  berkorelasi secara signifikan terhadap kadar flavonoid.
Kata Kunci : Ketinggian tempat tumbuh, KLT, Marchantia polymorpha L., profil dan kandungan metabolit sekunder