Perkembangan internet berdampak pada kemunculan new media di masyarakat. New media merupakan alat komunikasi baru yang memvisualisasikan proses penyampaian informasi melalui teknologi digital. Salah satu bentuk new media adalah media sosial. Media sosial saat ini dapat menjadi bentuk eksistensi dan representasi diri penggunanya. Sehingga, media sosial memungkinkan penggunanya dapat mengkonstruksi/membentuk dirinya sesuai dengan apa yang ia inginkan. Melalui fitur multiply account pada Instagram dapat memfasilitasi penggunanya menjadi multi identitas. Fitur multiply account memberikan kesempatan pengguna dapat membuat lebih dari satu akun. Hal ini menimbulkan fenomena second account menjamur khususnya di kalangan masyarakat digital. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses konstruksi sosial pengguna second account media sosial Instagram di era digital. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori konstruksi sosial milik Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Hasil dari penelitian ini ialah adanya pergeseran makna terhadap Instagram yang mempengaruhi peggunanya dalam menggunakan Instagram, sehingga memunculkan fenomena second account. Konstruksi sosial dimulai dari tahap eksternalisasi dimana pengguna second account telah mengetahui makna second account karena mereka telah menggunakannya selama kurang lebih satu tahun terakhir. Pengetahuan atas realitas second account dipengaruhi oleh pengalaman yang dialami oleh pengguna. Proses objektivasi (sikap) yang diambil oleh pengguna second account dipengaruhi oleh cadangan pengetahuan (stock of knowledge) yang dimilikinya. Meskipun dalam satu platform yang sama, pengguna Instagram dan second account bisa memiliki sikap yang berbeda. Tahap internalisasi menunjukkan respon mendukung adanya konstruksi sosial pada second account. Hal ini dikarenakan, para informan memaknai bahwa second account dapat dijadikan ‘ruang aman’ bagi para penggunanya untuk bebas bereskpresi. Konstruksi yang dibuat para pengguna second account ialah sosok dirinya sendiri. Sehingga konstruksi identitas pada media sosial Instagram menunjukkan benar adanya. Namun, konstruksi yang dibentuk bukanlah sesuatu yang berbeda dari dirinya. Melainkan, pengguna lebih berani menunjukkan karakter/kepribadian dirinya di second account dibanding pada akun pertama.