Tradisi Tingkeban atau Tradisi Tujuh Bulanan merupakan salah satu kearifan lokal yang dimiliki Desa Klino Kecamatan Sekar Kabupaten Bojonegoro. Fenomena Perbauran sosial dan budaya asing dengan budaya peninggalan leluhur yang semakin meningkat tajam harus dihadapi dan diantisipasi agar keaslian atau identitas kebudayaan Jawa tetap terjaga. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis proses penyelenggaraan, bentuk pelestarian, dan perubahan pada Tradisi Tingkeban. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Strukturasi Anthony Giddens. Penelitian ini dilakukan terhadap masyarakat dan tokoh tertentu menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomologi. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara terhadap dukun bayi, pasangan ibu hamil, orang tua dari pasangan ibu hamil, RT/RW Desa Klino, dan ibu bidan di Desa Klino. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga belas urutan prosesi penyelenggaran Tradisi Tingkeban di Desa Klino, bentuk pelestarian Tradisi Tingkeban salah satunya adalah dengan mendoktrin generasi muda yang ada di Desa Klino, dan terdapat juga perubahan-perubahan dalam Tradisi Tingkeban yaitu disederhanakan atau tahapannya ada yang tidak dipakai seperti pemakaian kemben dari daun pisang.

Kata Kunci: Tradisi Tingkeban, Pelestarian, Kearifan Lokal