Permasalahan produksi pada industri fillet ikan patin yang belum menerapkan prinsip produksi bersih secara menyeluruh serta cenderung mengutamakan kepentingan hasil produk berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan terutama kepada masyarakat sekitar. Penelitian mengenai penerapan produksi bersih bertujuan untuk memberikan strategi alternatif berdasarkan konsep produksi bersih sebagai solusi permasalahan pada tahap produksi, mengetahui kesesuaian penerapan aspek produksi bersih, dan pengaruh produksi terhadap aspek lingkungan dan sosioteknoekonomi. Penelitian kuantitatif ini mengambil data primer dengan cara observasi, wawancara, dan penyebaran kuesioner secara purposive sampling. Data dianalisis menggunakan Life Cycle Assessment (LCA) dengan metode ILCD pada aplikasi OpenLCA, perbandingan Gap analysis dengan regulasi ISO 14040 dan 14044, serta distribusi frekuensi untuk jawaban kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi dampak terbesar ditunjukkan oleh aspek perubahan iklim dengan nilai 21.203,74 kg CO2eq, dengan nilai pembobotan 4.764,11 Pt. Strategi alternatif dikemukakan atas hasil penilaian dampak dengan berfokus pada pembenahan proses produksi. Sementara untuk penilaian kesesuaian regulasi ISO 14040 dan 14044 pada gap analysis bernilai 52%, dengan belum adanya fokus untuk memperhatikan aspek lingkungan. Penilaian kuesioner sendiri mencapai hasil total 64,5% yang bernilai cukup positif, diketahui dampak sisa produksi dari limbah cair dan bau menyengat menyebabkan lingkungan dan masyarakat terganggu, serta alur produksi menjadi boros dalam menggunakan bahan dan energi. Strategi alternatif untuk alur produksi yang bisa diterapkan antara lain perencanaan kebutuhan bahan produksi, perubahan pola kerja, pengelolaan daur ulang sampah secara rutin, pembuatan IPAL sederhana untuk limbah cair, dan penerapan sistem FIFO pada distribusi produk jadi.