Pemberlakuan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2014 tentang standardisasi selain untuk meningkatkan mutu produk dan daya saing nasional namun juga untuk memberikan perlindungan terhadap pelestarian fungsi lingkungan hidup. Industri Kecil dan Menengah (IKM) di negara-negara berkembang ditengarai secara akumulatif telah memberikan dampak pencemaran terhadap lingkungan dan kesehatan. Regulasi penerapan standardisasi dalam bentuk SNI produk diharapkan dapat mendorong IKM untuk   memperbaiki kinerja prosesnya sehingga produk yang dihasilkan mampu bersaing dipasar global namun juga mendorong IKM menjadi ramah lingkungan.

Penelitian ini bertujuan mengkaji manfaat penerapan SNI Produk di IKM untuk mendukung pelaksanaan praktik produksi bersih dan kinerja lingkungan yang baik. Identifikasi awal dilakukan untuk mempelajari bagaimana penerapan sistem manajemen mutu (SMM) di IKM, karena implementasi dimensi SMM yang baik dan benar menjadi syarat penting bagi IKM untuk memperoleh sertifikasi SNI produk..

Penelitian ini juga bertujuan untuk menemukan apakah implementasi SMM dan kinerja proses yang baik di IKM ber SNI mampu mendukung praktik produksi bersih di internal IKM. kinerja proses yang baik menjadi upaya untuk mengurangi pemborosan dan meningkatkan produktivitas kinerja, sehingga mampu mengurangi limbah melalui penggunaan bahan baku dan sumberdaya dalam proses produksi, hal ini sejalan dengan strategi dalam produksi bersih..

Metode penelitian yang dilakukan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengukur dan menganalisis efektivitas implementasi prinsip dasar SMM di internal perusahaan terhadap kinerja proses untuk mendorong praktik produksi bersih di IKM ber SNI. Pendekatan kuantitatif untuk mengukur kinerja lingkungan IKM. Subyek penelitian adalah IKM ber SNI produk di Wilayah Yogyakarta. Data yang dianalisis adalah durasi waktu penerapan SNI, motif penerapan SNI, kendala penerapan SNI, Penerapan dimensi SMM, kinerja proses dan praktik produksi bersih yang dilakukan di IKM. Metode analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Partial Least Square-Structural Equation Modeling (PLS-SEM) untuk menguji hubungan prediktif antar konstruk dengan melihat apakah ada hubungan atau pengaruh antar konstruk tersebut.

Hasil Penelitian menunjukkan: 1) IKM ber SNI produk yang diteliti belum semuanya mengiplementasikan prinsip SMM secara efektif di internal organisasi perusahaan. Ditemukan hanya 29?ri IKM yang memenuhi kriteria penerapan dengan nilai baik, namun 71% lainnya dengan kriteria kurang baik bahkan buruk. Dimensi paling dominan dari efektivitas penerapan SMM di 29% IKM dengan kriteria penerapan baik adalah dimensi kepemimpinan (Med=18,38), keterlibatan personal (Med=17,34), dan perbaikan berkesinambungan (Med=18). 2) Penerapan SNI produk mampu menjadikan kinerja proses di IKM menjadi lebih baik yaitu untuk mengurangi kegagalan produk (96% respoden mayoritas menyatakan setuju). Mengurangi biaya permesinan (86% responden mayoritas menyatakan setuju), dan mengurangi waktu proses produk keseluruhan (76% responden mayoritas menyatakan setuju). 3) Kinerja proses yang baik di IKM ber SNI produk mampu mendorong praktik produksi bersih diinternal perusahan melalui praktik good housekeeping, melakukan subtitusi bahan baku produksi, melakukan modifikasi teknologi proses, melakukan modifikasi produk, dan melakukan praktik daur ulang. Ditemukan ada pengaruh signifikan kinerja proses di IKM ber SNI produk terhadap praktik produsi bersih. 4) IKM ber SNI produk belum menunjukkan hasil kinerja lingkungan yang baik berdasarkan penilaian peringkat dengan pendekatan PROPER, ketaatan dan kepatuhan IKM dalam pengelolaan lingkungan masih buruk, namun 2 IKM AMDK telah mampu mengarah dan mendekati syarat Standar Industri Hijau (SHI) untuk pemenuhan parameter baku mutu limbah cair sesuai Perda DIY Nomor 7 Tahun 2016 tentang baku mutu air limbah, rasio penggunaan bahan baku sebesar 70,4% telah memenuhi standar SIH yang mensyaratkan 75% , tingkat konsumsi energi sebesar 176 kJ/liter telah memenuhi syarat SIH sebesar 220kJ/liter, dan tingkat emisi gas  CO2. Sebesar 0.041 kgCO2e/liter produk telah memenuhi syarat SIH sebesar 0.048 kgCO2e/liter produk. 5) Model yang dikontruksi menunjukkan bahwa efektivitas penerapan Sistem Manajemen Mutu berpengaruh terhadap praktik produksi bersih di IKM ber SNI dengan dimediasi oleh kinerja proses (nilai P-Value sebesar 0,004 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05)