Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan: (1) kompleksitas ide, aktivitas, dan hasil budaya pada Talimaa suku Dayak Kayaan di Kalimantan Barat; (2) nilai akulturasi yang terdapat dalam Talimaa suku Dayak Kayaan di Kalimantan Barat, dan (3) pemanfaatan kajian antropologi sastra dan nilai akulturasi dalam Talimaa suku Dayak Kayaan di Kalimantan Barat sebagai materi ajar sastra di Perguruan Tinggi. Penelitian ini menggunakan lisan Talimaa suku Dayak Kayaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan wawancara, observasi dan dokumentasi dengan penutur sastra lisan Talimaa suku Dayak Kayaan. Sumber data dalam penelitian ini adalah: (1) Talimaa suku Dayak Kayaan; (2) Informan yaitu penutur Talimaa, dosen, dan mahasiswa; (3) Dokumen berupa RPS dan Silabus. Validitas data penelitian ini menggunakan trianggulasi teori dan trianggulasi sumber. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, kesimpulan dan verfikasi data. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) Wujud Budaya pada Talimaa suku Dayak Kayaan Kalimantan Barat, mencakup kompleksitas ide, kompleksitas aktivitas, dan kompleksitas hasil. Kompleksitas Ide wujud paling ideal yang terdapat di dalam setiap kehidupan seperti kompleksitas ide hakikat hidup masyarakat, hasil karya, hakikat manusia dan waktu, hakikat manusia dan alam, dan hakikat hubungan manusia dengan manusia. Kompleksitas aktivitas terbentuk dari wujud ideal setiap manusia dan akan menghasilkan kompleksitas hasil budaya seperti kekerabatan, ekonomi, aktivitas keindahan dan rekreasi, religius, politik, dan kebutuhan jasmani masyarakat; Kompleksitas hasil budaya yaitu hasil fisik masyarakat suku Dayak Kayaan yang terwujud dalam talimaa suku Dayak Kayaan Kalimantan Barat; (2) hasil nilai akulturasi merealisasi adanya dua proses interaksi atau komunikasi ini, menghasilkan percampuran antara budaya, akulturasi dalam Talimaa ini menggabungkan unsur kebudayaan baru dengan unsur kebudayaan lama, unsur budaya lama diganti dengan unsur budaya baru sehingga memberikan nilai tambah keberlangsungan dalam memulai sebuah hubungan, menghasilkan percampuran antara budaya yang berinteraksi yang selanjutnya dijadikan sebagai kebudayaan kolektif, proses penggantian unsur budaya lama dengan unsur budaya dan memberikan nilai tambah bagi para penggunanya; (3) hasil penelitian maka Talimaa dapat dijadikan sebagai bahan ajar. Pemanfaatan talimaa sesuai dengan struktur sastra sehingga dapat dijadikan sebagai bahan ajar sastra kepada mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, IKIP PGRI Pontianak.