Pendahuluan: Sindrom metabolik menimbulkan risiko penyumbatan lesi aterosklerotik yang berhubungan dengan berbagai penyakit kardiovaskular. Ekstrak daun kelor diketahui  mempunyai efek anti-oksidan, anti-inflamasi, serta anti-obesitas. FGF-2 berfungsi sebagai penanda awal terjadinya angiogenesis yang mengawali proses aterosklerosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian ekstrak daun kelor terhadap ekspresi FGF-2 pada jaringan aorta tikus wistar model sindrom metabolik terinduksi.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian berbasis eksperimental laboratorium dengan posttest only with control group. Variabel bebas adalah dosis ekstrak etanolik daun kelor dan variabel dependen adalah ekspresi FGF-2 pada jaringan aorta tikus wistar. Subjek penelitian 30 ekor tikus wistar yang dibagi menjadi lima kelompok yaitu kelompok kontrol normal (KKN), kelompok kontrol positif (KKP), dan tiga kelompok eksperimen (KP1, KP2, KP3). Kelompok eksperimen diinduksi sindrom metabolik dan diberikan ekstrak etanolik daun kelor dengan dosis masing-masing 150 mg/kg, 250 mg/kg, dan 350 mg/kg. Ekspresi FGF-2 aorta dievaluasi menggunakan rumus Intensity Distribution Score (IDS) kemudian dianalisis menggunakan One-way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Post-hoc Least Significant Difference Test lalu untuk uji korelasi digunakan uji korelasi Spearman

Hasil: Nilai rerata IDS pada KKN, KKP, KP1, KP2, KP3 secara berurutan yaitu (26.19, 83.93, 38.47, 28.10, 27.10)  Peningkatan dosis ekstrak etanolik daun kelor dapat mengurangi nilai ekspresi IDS FGF-2 pada aorta tikus wistar dengan nilai signifikansi p<0 p=0,00>

Simpulan: Dosis yang lebih tinggi dari ekstrak etanolik Moringa oleifera Lam berpotensi menurunkan ekspresi FGF-2 pada aorta tikus Wistar model sindrom metabolik terinduksi dan terdapat korelasi negatif antara dosis esktrak daun kelor dengan ekspresi FGF-2.