Tanaman genus Basella yang memiliki nama umum bayam malabar, gondola atau gendola merupakan tanaman obat potensial yang dapat dimanfaatkan karena kandungan metabolit sekundernya. Setidaknya dikenal 2 jenis Basella yaitu Basella alba L. (gondola merah) dan B. alba var. cordifolia (Lam.) M.R.Almeida (gondola putih). Basella alba var. cordifolia (Lam.) M.R.Almeida dikenal juga dengan nama Basella rubra. Produksi metabolit sekunder yang dilakukan dengan mengekstraksi langsung dari bahan tanaman harus diiringi dengan budidaya tanaman tersebut agar tidak terjadi eksploitasi berlebihan. Salah satu kondisi yang mempengaruhi akumulasi metabolit sekunder pada tanaman adalah adanya cekaman lingkungan. Penggunaan asam salisilat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi cekaman abiotik untuk mempertahankan dan meningkatkan hasil panen dan metabolit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui respon pemberian asam salisilat terhadap parameter morfologi, fisiologi dan akumulasi metabolit sekunder tanaman gondola putih dan merah yang ditumbuhkan pada kondisi cekaman kekeringan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dua faktor dengan perlakuan dosis asam salisilat dan kapasitas lapang. Laju fotosintesis pada penelitian ini diukur dengan Plant photosynthetic meter, kandungan prolin menggunakan metode Bates, kandungan asam galat menggunakan metode Folin-ciocalteu, dan kandungan kuersetin menggunakan metode AlCl3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian asam salisilat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap karakter morfologi dan fisiologi tanaman gondola, yaitu pada berat basah, berat kering, rasio akar tajuk, laju fotosintesis, laju transpirasi, dan konduktansi stomata. Pemberian asam salisilat juga memberikan peningkatan yang signifikan terhadap prolin, kadar metabolit sekunder asam galat dan kuersetin pada tanaman gondola yang tumbuh pada cekaman kekeringan.